PROBOLINGGO, Radar Bromo–Upaya mendorong usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Probolinggo untuk melek digital terus dilakukan. Terbaru, 37 pelaku UMKM di Probolinggo Raya kembali mendapatkan pembekalan ilmu dari program “Digital Transformation and Strengthening Resilience of SME’s,”.
Program itu merupakan keseriusan Komunitas Averroes untuk melejitkan peran UMKM Indonesia. Program ini didukung oleh Sampoerna Untuk Indonesia (SUI) dan Pemerintah Daerah.
Kali ini pelatihan dilakukan selama dua hari, Senin-Selasa (27-28/03). Di Ballroom Bremi, Bromo View Hotel & Resto, Kota Probolinggo.
Fasilitator lapangan Probolinggo Raya Komunitas Averroes Muhammad Ihsan Yudha Pratama menerangkan, strategi pengembangan yang harus dilakukan UKM salah satunya melalui transformasi digital. Sebab, banyak manfaat didalamnya.
Pemanfaatan teknologi digital pada UKM, mampu menunjang usaha menjadi lebih efisien, mengakses dan menjangkau pasar lebih luas. Sehingga, memungkinkan UKM tumbuh dan berkembang lebih luas lagi.
“Program ini terdiri dari lima rangkaian pelatihan dan sebelas rangkaian choaching. Dan, ini adalah training yang kedua. Sesuai temanya, yakni strategi pemasaran dan branding produk UMKM. Maka, traning kali ini fokus pada pembahasan segmentasi pasar dan konsumen, pengetahuan mengenai produk atau product knowledge, strategi memperkenalkan dan memasarkan produk. Serta, cara membuat brand yang efektif, strategi branding usaha serta pengantar mengenai ekspor produk,” ungkap Yudha.
Di hari pertama, training dimulai pukul 10.00. Seluruh peserta mendapat materi pertama tentang “Pemetaan Pasar.” Materi ini disampaikan oleh Muhammad Reza dari HIPMI Kabupaten Probolinggo.
Dalam paparannya, Reza mengajak peserta traning untuk mulai memetakan apa saja Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opprtunities (peluang) dan Threats (ancaman) dari produk yang dihasilkan masing-masing pelaku UMKM.
“Memulai sebuah bisnis membutuhkan perencanaan dan manajeman sebaik mungkin. Harapannya, bisnis ini bisa tumbuh dan bekembang,” jelas Yudha.
“Kalau memiliki manajemen bisnis yang baik, pelaku usaha pun dapat mencapai tujuannya. Lalu hal apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan bisnis agar lebih efisien dalam menjangkau target pasar,” imbuh Reza.
Menurutnya, salah satu upaya yang harus dilakukan agar memiliki manajemen bisnis yang baik dengan merancang bisnis dengan menggunakan Bisnis Model Canvas (BMC). Dalam segmen ini, pesertapun diajak mengurutkan 9 elemen BMC yang harus dipetakan.
Yakni, Customer Segments (segmentasi pasar), Value Proporsition (keunggulan produk kita), Channel (saluran online/offline), Revenue Streams (sumber pendapatan), Customer Relationship (hubungan konsumen).
Selanjutnya, Key Partnership (kerjsasama), Key Resource (sumberdaya), Key Activities (aktifitas yang dijalankan) dan Cost Structure (struktur biaya).
Untuk materi kedua tentang “Membangun Branding Usaha” disampaikan oleh Muhammad Afifuddin dari Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Kabupaten Probolinggo. Menurut Muhammad Afifuddin, branding bukan tentang memperkenalkan produk saja. Tapi, juga memberikan kualitas terbaik untuk konsumen.
“Sebuah produk UMKM haruslah mengena di hati konsumen, agar bisa dikenal oleh khalayak luas. Strateginya, ketahui produk yang dibutuhkan konsumen, pelajari tren dan kebutuhan konsumen, ciptakan produk yang inovatif dan kreatif, sederhanakan transaksi dan yang terpenting adalah kenali target audience dan target market. Ini dua hal yang sering kita anggap sama padahal berbeda,” terang Afifudin.
Di hari kedua training, 37 pelaku UMKM mendapat materi tentang pengenalan Ekspor Produk. Kali ini, peserta berkesempatan sharing ilmu dengan salah satu UMKM yang telah berhasil kirim barang ke berbagai daerah di Indonesia bahkan sampai ekspor ke berbagai negara. Dialah Agung Surya Jati. Owner dari gudangbawang.co ini berbagi ilmu bagaimana produknya bisa go International.
Usai training tersebut, peserta bakal mendapat choaching berkonsep small group learning untuk mematangkan dan mempraktikkan materi yang sudah didapat dari narasumber selama 2 hari.
Pada pertemuan mendatang, komunitas Averroes memastikan tema yang diangkat lebih menarik lagi. Yakni, tentang “Social Media Marketing” yang bakal diangkat dalam training selanjutnya.
Itulah mengapa training untuk melejitkan produk UMKM Indonesia tidak selesai sampai disini. Paling tidak, senada dengan kata Nelson Mandala; “Pendidikan adalah senjata paling mematikan dunia, karena itu dapat mengubah dunia.”
Dan tentu saja, ilmu ini bisa menjadi bekal pelaku UMKM untuk mengubah dan meningkatkan perekonomian Indonesia. (el/adv)