DRINGU, Radar Bromo – Sampai pekan keempat Oktober, belum ada laporan petani tambak garam di Kabupaten Probolinggo yang melakukan produksi. Hujan yang sudah mulai turun menjadi penyebabnya.
Selama awal Oktober, hujan dengan intesitas rendah hingga tinggi bahkan sudah sering mengguyur. Karena itulah petambak garam masih khawatir untuk melakukan produksi. Sebab potensi gagal produksi masih sangat tinggi.
“Banyak petambak garam yang masih belum produksi karena hujan. Kondisi seperti ini tentunya berdampak pada realisasi target garam,” kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Hari Pur Sulistiyono.
Wilayah penghasil garam di terbentang di pesisir sepanjang jalur pantura. Meliputi Kecamatan Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan, dan Paiton. Kendati memiliki wilayah penghasil garam yang cukup potensial. Produksi masih belum maksimal. Sebab mayoritas petambak garam masih melakukan produksi secara tradisional. Yakni memanfaatkan teriknya panas matahari. Kondisi seperti itu dapat dijumpai saat musim kemarau.
“Musim kemarau basah terjadi tahun ini, sama dengan tahun lalu. Ada beberapa petambak yang produksi garam. Namun gagal karena turun hujan,” bebernya.
Anomali cuaca yang masih terjadi membuat petambak tidak mau tergesa-gesa melakukan produksi. Sebab ancaman hujan turun dengan tiba- tiba masih dapat terjadi. Musim hujan yang datang lebih awal turut menjadi kendala untuk memproduksi garam. Hingga kini produksi yang garam masih mengkhawatirkan. Tidak heran jika target produksi garam yang telah ditetapkan terancam tidak tercapai.
“Tentu upaya mengejar target tetap dilakukan. Jika cuaca mendukung cuaca panas, produksi bisa lebih maksimal. Namun jika kondisinya seperti saat ini, hujan sering turun maka target susah dikejar,” ucapnya. (ar/fun)