KANIGARAN, Radar Bromo– Kebutuhan oksigen yang belakangan banyak dicari, bukan hanya membuat ketar-ketir. Bukan hanya pasien, pelaku usaha yang memanfaatkan oksigen kini juga dibuat resah. Pasalnya, ketersediaan oksigen kini banyak berkurang.
Sebab itulah Jumat (23/7) pagi, Perwakilan Asosiasi Pedagang Gas Oksigen, Persatuan Pedagang Besi Tua dan Paguyuban Bengkel Las Se-Kota Probolinggo, wadul dewan. Kedatangan mereka bertujuan agar dewan kota dapat memfasilitasi serta mengakomodir ketersediaan kuota oksigen.
Aksi yang dilakukan itu mulanya akan dilakukan oleh puluhan orang. Hanya saja, setelah dilakukan koordinais lanjutan, maka disepakati bahwa hanya perwakilan lima orang saja. Perwakilan lima orang itu selanjutnya ditemui oleh Ketua DPRD Kota Probolinggo Abdul Mujib dan dilakukan koordinasi scar tertutup di runag translit kantor Dewan.
Selang 30 menit, tepatnya pada pukul 09.30 kelima orang dari perwakilan keluar ruangan. Bambang Santoso, 54, Owner UD Syarifa Gas yang memiliki usaha di Jalan KH Abdul Azis, Kelurahan Kebonsari menerangkan, tujuan datang ke dewan untuk meminta ketersediaan kuota oksigen. Pasalnya sudah dua minggu pihak pabrik atau suplyer tidak memberikan kuota. Alhasil, bagi pengusaha besi tua, pengelasan termsauk UD Syarifa Gas yang menyediakan oksigen untuk masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, tidak berjalan seperti sedia kala.
“Kami meyuarakan sejumlah pengusahan di bidang pengelasan, besi tua dan bengkel agar mendapatkan stok kuota oksigen,” bebernya.
Hal senada juga diungkapkan Ajis Mustofa, 54, warga Sumber Taman. Ajis yang merupakan pengusaha besi tua mengaku, dalam dua pekan ini stok oksigen habis. Sehingga ia beserta rekan bengkel las tidak bisa bekerja. Mengingat pihak supliyer tidak memberikan jatah terhadap industri ataupun usaha lainya.

“Kami tidak diberikan jatah. Sebab yang bisa diberikan jatah adalah rumah sakit,” terangnya.
Usai pertemuan, dewan akan berkoordinasi dengan pihak suplyer agar bisa diberikan jatah. Tapi memang wajar, kebutuhan untuk kesehatan yang erat kaitanya dengan jiwa, menjadi perioritas.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Probolinggo Abdul Mujib menerangkan, pihak perusahaan atau suplyer saat ini tengah mengedepankan keselamatan jiwa. Artinya yng didahulukan yakni stok pada rumah sakit. Sehingga untuk pabrik, usaha mandiri dan lainnya, masih belum.
“Kalau pekerjaan bisa berjalan dulu. Artinya bisa ditunda tapi kalau urusan nyawa tidak bisa ditunda. Untuk saat ini bisa melakukan pekerjaan yang tak menggunakan pengelasan dengan oksigen dulu,” katanya. (rpd/fun)