PASURUAN, Radar Bromo – Pencabutan ketentuan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan berdampak langsung terhadap peredaran minyak goreng curah. Di pasar tradisional, sudah terjadi kelangkaan. Bahkan, harganya cenderung lebih tinggi daripada HET minyak curah Rp 14 ribu per liter.
Di Pasar Besar Kota Pasuruan, minyak goreng curah sulit didapat. Setelah penetapan HET Rp 14 ribu per kilo, pembeli sulit menemukan minyak goreng curah. Sebaliknya, minyak goreng kemasan premium malah melimpah.
”(Minyak curah) hampir tidak ada. Barangnya langka setelah penetapan HET-nya naik,” ungkap Handoko, pedagang minyak goreng di Pasar Besar.
Lelaki 35 tahun itu mengaku telah mencari minyak curah ke daerah-daerah lain. Tetapi, hasilnya nihil hingga kemarin. ”Saya cari sampai ke Malang, tapi nggak dapat,” jelasnya.
Menurut Handoko, stok minyak goreng curah di tempatnya kosong. Sedangkan minyak goreng kemasan baru datang. Per liter goreng yang kemasan Rp 24 ribu. ”Baru tadi pagi ini datang, itu Rp 24.000 per liter. Jadi, saya jual Rp 26 ribu per liter,” katanya.
Pengakuan serupa dikatakan Mahari, pedagang di Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan. Pria 43 tahun itu mengaku sulit mendapat stok minyak goreng curah sejak sepekan lalu. “Mulai seminggu lalu stok minyak goreng curah kosong,” tandasnya.