29.2 C
Probolinggo
Tuesday, May 30, 2023

Tak Berhenti Tekan Harga Minyak Goreng agar Tetap Stabil

KRAKSAAN, Radar Bromo- Bukan hanya harga beras yang kini menjadi antisipasi pemerintah. Menjelang bulan suci Ramadan, semua bahan pokok ikut dipantau. Tak terkecuali minyak goreng, yang beberapa bulan lalu sempat bikin heboh karena harganya melonjak dan bahkan susah didapat di pasar.

Selasa (21/2) lalu. unit pelaksana teknis (UPT) Perlindungan Konsumen Dinas Perindustruan dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur menggelar operasi pasar. Sasarannya ialah Pasar Semampir, Kraksaan yang selama ini menjadi salah satu pasar pantauan perkembangan harga di Probolinggo.

“Kami mencoba mengendalikan harga minyak goreng kemasan. Sebab, hingga saat ini masih banyak pedagang yang menjual minyak goreng kemasan di atas harga eceran tertinggi, atau di atas Rp 14 ribu perliter,” kata Kepala seksi pengawasan jasa dan perniagaan (UPT) perlindungan konsumen Disperindag Jawa Timur M. Ismiadi.

Baca Juga:  Harga Sapi Diprediksi Naik Bertahap saat Mendekati Lebaran

Ia menyebutkan, untuk minyak curah persediaannya saat ini cukup aman. Sementara untuk minyak gkreng kemasan saat ini masih mengalami kekurangan. ”Yang kurang ini kan yang kemasan, terutama yang dijual sesuai HET,” ujarnya.

Ia pun menyebut, saat ini masih banyak pedagang yang menjual minyak goreng dengan harga Rp 20-22 ribu per liternya. Oleh sebab itu, dalam operasi pasar di Pasar Semapir, pihaknya menyediakan 720 liter minyak goreng kemasan dengan harga yang cukup terjangkau.“Operasi ini akan rutin digelar setiap minggunya, setidaknya sampai empat kali,” ujarnya.

Ismiadi menjelaskan, ratusan liter minyak yang disediakan itu akan dijual dengan harga Rp 12.600 per liternya kepada para pedagang. Sementara, pedagang diminta untuk menjual kepada konsumen dengan harga maksimal Rp 14 ribu per liternya.

Baca Juga:  Mau Bulan Puasa, Harga Cabai di Pasuruan Naik, Minyak Goreng Mulai Turun

“Untuk mendapatkan minyak ini pedagang harus daftar. Kalau sudah daftar, seterusnya bisa pesan ke pemerintah. Tapi kami minta tandatangan pakta integritas untuk menjualnya Rp. 14 ribu,” ujarnya.

KRAKSAAN, Radar Bromo- Bukan hanya harga beras yang kini menjadi antisipasi pemerintah. Menjelang bulan suci Ramadan, semua bahan pokok ikut dipantau. Tak terkecuali minyak goreng, yang beberapa bulan lalu sempat bikin heboh karena harganya melonjak dan bahkan susah didapat di pasar.

Selasa (21/2) lalu. unit pelaksana teknis (UPT) Perlindungan Konsumen Dinas Perindustruan dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur menggelar operasi pasar. Sasarannya ialah Pasar Semampir, Kraksaan yang selama ini menjadi salah satu pasar pantauan perkembangan harga di Probolinggo.

“Kami mencoba mengendalikan harga minyak goreng kemasan. Sebab, hingga saat ini masih banyak pedagang yang menjual minyak goreng kemasan di atas harga eceran tertinggi, atau di atas Rp 14 ribu perliter,” kata Kepala seksi pengawasan jasa dan perniagaan (UPT) perlindungan konsumen Disperindag Jawa Timur M. Ismiadi.

Baca Juga:  Menko Airlangga Minta Mafia Minyak Goreng Segera Ditangkap

Ia menyebutkan, untuk minyak curah persediaannya saat ini cukup aman. Sementara untuk minyak gkreng kemasan saat ini masih mengalami kekurangan. ”Yang kurang ini kan yang kemasan, terutama yang dijual sesuai HET,” ujarnya.

Ia pun menyebut, saat ini masih banyak pedagang yang menjual minyak goreng dengan harga Rp 20-22 ribu per liternya. Oleh sebab itu, dalam operasi pasar di Pasar Semapir, pihaknya menyediakan 720 liter minyak goreng kemasan dengan harga yang cukup terjangkau.“Operasi ini akan rutin digelar setiap minggunya, setidaknya sampai empat kali,” ujarnya.

Ismiadi menjelaskan, ratusan liter minyak yang disediakan itu akan dijual dengan harga Rp 12.600 per liternya kepada para pedagang. Sementara, pedagang diminta untuk menjual kepada konsumen dengan harga maksimal Rp 14 ribu per liternya.

Baca Juga:  Ascent Premiere Hotel and Convention Berbagi Bersama Kaum Duafa

“Untuk mendapatkan minyak ini pedagang harus daftar. Kalau sudah daftar, seterusnya bisa pesan ke pemerintah. Tapi kami minta tandatangan pakta integritas untuk menjualnya Rp. 14 ribu,” ujarnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru