Sebelumnya, perusahaan juga telah mengadakan pelatihan pengelolaan limbah popok bekerjasama dengan kelompok PKK & Bank Sampah Desa Binor, serta pengenalan program bank sampah oleh komunitas bank sampah kabupaten Probolinggo untuk masyarakat Desa Sidopekso, yang pada Minggu (19/2) lalu.
Sementara itu, Program lainnya, perusahaan bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLH) Probolinggo juga sedang mengembangkan program pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya membantu mengatasi permasalahan lingkungan, namun dapat memberi manfaat yang lebih luas.
Salah satu program tersebut adalah kajian untuk mengubah sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar bagi industri termasuk sebagai material untuk uji coba co-firing pembakaran batubara di PLTU.

Terapkan ESG
President Director PT POMI Sugiyanto mengatakan program-program tersebut merupakan upaya perusahaan menerapkan Environmental Social and Governance (ESG). Yaitu, dengan mensinergikan program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui program pemberdayaan ekonomi.
Selain meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengurangan dan penanganan sampah agar tidak menumpuk di TPA. “Perusahaan percaya pada kekuatan pendidikan dan keterlibatan masyarakat untuk mempromosikan praktik-praktik pengelolaan sampah yang bertanggung jawab untuk kelestarian lingkungan serta peningkatan ekonomi,” kata Sugiyanto.
Ia menambahkan, Program Paiton bErsiNERGY dilaksanakan Paiton Energy dan POMI dengan pendekatan pentahelix. “Yaitu kemitraan multipihak antara pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat sipil, dan media massa,” jelasnya.
Kepala DLH Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi mengaku sangat mengapresiasi acara pelatihan tersebut, itu menunjukkan komitmen PT Paiton Energy-PT POMI sebagai perusahaan yang mendukung program Waste Management System di Kabupaten Probolinggo melalui pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi lingkungan.
“Saya berharap bahwa para peserta nantinya dapat mewarisi semangat, wawasan dan keterampilan dalam mengelola sampah yang yang berorientasi pada lingkungan, sehingga dapat mendukung perekonomian yang keberlanjutan,” kata Dwijoko Nurjayadi, kepala DLH Kabupaten Probolinggo. (uno/*)