PAJARAKAN, Radar Bromo– Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur menanggapi harga fluktuatif di kalangan petani. Hal itu mudah dirasakan di kalangan petani, termasuk di Kabupaten Probolinggo.
Wakil Ketua DPD HKTI Jawa Timur Saiful Azhari mengatakan, sejatinya yang menajadi fokus yang perlu di soroti tidak hanya pada fluktuatif harga di kalangan petani. Namun juga pada sejumlah hal, seperti subsidi pupuk dan luas lahan.
“Oleh sebabnya, ke depan kami akan membentuk santri tani. Utamanya di Probolinggo. Mereka ini yang nantinya akan mengadvokasi hal tersebut,” ujarnya, saat muscab Dewan Pengurus Cabang (DPC) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Probolinggo, di Ponpes Zainul Hasan Genggong, Kamis (3/2) sore.
Sementara itu, dalam muscab, Muhammad Haris terpilih secara aklamasi menjadi ketua DPC HKTI Kabupaten Probolinggo. Dia mengaku bersyukur telah dipercaya untuk menakhodai DPC HKTI Kabupaten Probolinggo selama lima tahun ke depan. Namun demikian, ada tugas berat yang harus segera dituntaskan dalam 5 tahun kedepan.
“Harapannya, HKTI ini bisa menjadi ujung tombak dan peningkatan kesejahteraan petani. Selain itu, menjadi fungsi kontrol dan membantu meningkatkan sarana pertanian” tutur keponakan pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. M. Hasan Mutawakkil Alallah itu.
Ia mengharapkan, HKTI kedepan dapat menjadi jalur utama saat petani mengalami kesulitan. Sehingga HKTI dapat memberi solusi di didalamnya. “tentu dengan dukungan sejumlah pihak, seperti pemerintah dan yang lain. Hal ini dapat terealisasi dengan mudah. Sehinga, petani di Kabupaten Probolinggo dapat terus berjalan dan sejahtera,” ujarnya. (mu/fun)