KRAKSAAN, Radar Bromo – Sudah empat hari sejak Selasa (3/1), PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM nonsubsidi yakni Pertamax. Sejauh ini, belum memengaruhi harga komoditas pangan di pasar tradisional.
Kabag Administrasi Perekonomian dan SDA Kabupaten Probolinggo Jurianto mengatakan, sejauh ini belum ada pantauan khusus usai Pertamax turun. “Sebab, penurunan yang terjadi ada pada BBM nonsubsidi. Penurunannya tidak terlalu signifikan. Sehingga, sejauh ini tidak ada pemantauan khusus,” katanya, Kamis (5/1)
Harga komoditas pasaran, diungkap Jurianto, masih relatif stabil. Tidak jauh berbeda dari harga sebelum BBM nonsubsidi turun. “Ada sejumlah bahan pasaran mengalami kenaikan. Seperti cabai, namun kenaikan karena stok saat ini cukup turun,” katanya.
Berbeda cerita apabila penurunan terjadi pada jenis BBM bersubsidi. Apabila hal itu terjadi, maka akan cukup memberi dampak. Utamanya harga di sejumlah pasaran. “Namun terkadang memang, penurunan harga BBM tidak diiringi turunnya harga lainnya. Sehingga gejolak juga relatif stabil,” ujarnya.
Penurunan harga BBM berlaku untuk produk Pertamina. Di antaranya, Pertamax (RON 92) dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800 per liter, Pertamax Turbo (RON 98) dari Rp 15.200 per liter menjadi Rp 14.050 per liter, Dexlite dari Rp 18.300 per liter menjadi Rp 16.150 per liter, serta Pertamina Dex dari Rp 18.800 per liter menjadi Rp 16.750 per liter. (mu/fun)