KRAKSAAN, Radar Bromo– Di awal tahun 2022 sempat diprediksi harga bahan pokok naik. Apalagi setelah ada kenaikan harga gas rumah tangga atau elpiji nonsubsidi. Tidak dipungkiri sejumlah komoditi barang di pasaran harganya masih tinggi.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo menyebutkan, hal itu terjadi akibat sejumlah faktor. Kasi Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pasuruan Ridwan mengatakan, adanya sejumlah barang di pasaran yang masih tinggi disebabkan oleh bahan baku yang digunakan dalam proses pengadaan barang atau pengelolaan barangnya.
“Sepeti harga cabai. Rata-rata di sejumlah pasar setelah momen tahun baru ini turun. Tapi terbilang mahal karena harganya yang memang masih tinggi. Sebab, selain produksi yang minim saat musim hujan, biaya produksinya juga naik,” bebernya.
Ia juga mencontohkan seperti daging ayam broiler setelah tahun baru rata-rata harganya Rp 35 ribu. Harga tersebut lebih murah dibanding menjelang tahun baru, yakni Rp 38 ribu. Meski begitu, harga tersebut masih terbilang mahal.
“Harganya masih terbilang tinggi meski mengalami penurunan. Sebab, harga pakan jagung untuk ayam saat ini menang memang alami kenaikan. Sehingga mempengaruhi harga ayam itu sendiri,” katanya.
Walau sejumlah komoditi terbilang tinggi, lanjut Ridwan, pada komoditi barang lainnya masih cukup stabil. Kenaikan harga maupun penurunan masih tidak begitu signifikan.
“Ada harga barang yang memang naik-turun. Ya seperti telur dan cabai. Selebihnya masih cukup stabil,” ujarnya. (mu/fun)