27.7 C
Probolinggo
Sunday, March 26, 2023

Operasi Pasar Dinilai Belum Perlu meski Harga Minyak Goreng Tinggi

PASURUAN, Radar Bromo– Harga minyak goreng di pasar tradisional Kota Pasuruan masih tinggi. Padahal pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 11 ribu per liter mulai 1 Februari lalu. Meski begitu, Pemkot Pasuruan belum berencana menggelar operasi pasar untuk menstabilisasi harga komoditas tersebut.

Bahkan Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf saat berkunjung ke Pasar Kebonagung, Rabu (2/2) lalu juga menemui pedagang yang masih menjual minyak goreng dengan harga diatas HET. Ia disambati pedagang yang belum bisa menyesuaikan HET untuk penjualan minyak goreng. Sebab harga yang didapat dari distributor memang tinggi sebelum pemerintah menurunkan HET awal bulan ini.

“Memang masih proses ya. Memang HET yang terbaru sudah turun, tetapi sebagian disini masih tinggi,” katanya.

Sofyan, salah satu pedagang mengeluhkan HET yang ditetapkan pemerintah terkesan tiba-tiba. Padahal, komoditas yang beredar di distributor maupun pedagang belum normal. Sehingga kalangan pedagang juga tidak bisa langsung mengikuti HET yang terbaru secara langsung. Misalnya saja untuk harga minyak goreng kemasan antara Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu. Sedangkan harga minyak goreng curah kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu.“Jadi belum bisa ikut dengan harga yang baru,” katanya.

Baca Juga:  Indonesia Siap Selenggarakan Presidensi G20 Tahun 2022

Meski begitu, Gus Ipul memaklumi kondisi tersebut. Dia mengatakan, penurunan harga minyak goreng sesuai HET memang perlu waktu. Dia memahami pedagang tidak langsung menurunkan harga jual ke konsumen jika memang mereka membeli dari distributor dengan harga yang masih tinggi.

“Saya senang pedagang disini jujur bahwa mereka kulakan beberapa waktu lalu memang masih mahal. Kemudian HET yang baru sudah turun, tapi masih perlu proses. Nah, kejujuran yang seperti ini penting supaya pengambilan kebijakan oleh pemerintah tepat. Dan masyarakat yang membutuhkan bisa dilayani dengan adil,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan Yanuar Afriansyah  juga memastikan akan terus memantau perkembangan harga minyak goreng. Dia berharap pedagang maupun toko ritel sudah bisa menerapkan HET yang ditetapkan pemerintah dalam waktu dekat. “Sekarang memang masih menghabiskan stok lama. Dan kami monitor terus untuk dilaporkan ke provinsi,” katanya.

Baca Juga:  Temukan Gudang di Beji Simpan 25 Ribu Liter Minyak Goreng  

Dia juga tak menepis kemungkinan adanya upaya untuk menstabilisasi harga minyak goreng bila tak kunjung mengikuti HET. Namun sejauh ini, dinasnya akan memantau perkembangan di pasaran sampai beberapa hari kedepan. “Memang dalam kondisi tertentu, kalau dipandang perlu akan dilakukan operasi pasar. Tapi sementara ini belum ada rencana,” katanya. (tom/fun)

PASURUAN, Radar Bromo– Harga minyak goreng di pasar tradisional Kota Pasuruan masih tinggi. Padahal pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 11 ribu per liter mulai 1 Februari lalu. Meski begitu, Pemkot Pasuruan belum berencana menggelar operasi pasar untuk menstabilisasi harga komoditas tersebut.

Bahkan Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf saat berkunjung ke Pasar Kebonagung, Rabu (2/2) lalu juga menemui pedagang yang masih menjual minyak goreng dengan harga diatas HET. Ia disambati pedagang yang belum bisa menyesuaikan HET untuk penjualan minyak goreng. Sebab harga yang didapat dari distributor memang tinggi sebelum pemerintah menurunkan HET awal bulan ini.

“Memang masih proses ya. Memang HET yang terbaru sudah turun, tetapi sebagian disini masih tinggi,” katanya.

Sofyan, salah satu pedagang mengeluhkan HET yang ditetapkan pemerintah terkesan tiba-tiba. Padahal, komoditas yang beredar di distributor maupun pedagang belum normal. Sehingga kalangan pedagang juga tidak bisa langsung mengikuti HET yang terbaru secara langsung. Misalnya saja untuk harga minyak goreng kemasan antara Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu. Sedangkan harga minyak goreng curah kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu.“Jadi belum bisa ikut dengan harga yang baru,” katanya.

Baca Juga:  Hanya Dalam Dua Jam, 10 Ton Beras Murah Terjual

Meski begitu, Gus Ipul memaklumi kondisi tersebut. Dia mengatakan, penurunan harga minyak goreng sesuai HET memang perlu waktu. Dia memahami pedagang tidak langsung menurunkan harga jual ke konsumen jika memang mereka membeli dari distributor dengan harga yang masih tinggi.

“Saya senang pedagang disini jujur bahwa mereka kulakan beberapa waktu lalu memang masih mahal. Kemudian HET yang baru sudah turun, tapi masih perlu proses. Nah, kejujuran yang seperti ini penting supaya pengambilan kebijakan oleh pemerintah tepat. Dan masyarakat yang membutuhkan bisa dilayani dengan adil,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan Yanuar Afriansyah  juga memastikan akan terus memantau perkembangan harga minyak goreng. Dia berharap pedagang maupun toko ritel sudah bisa menerapkan HET yang ditetapkan pemerintah dalam waktu dekat. “Sekarang memang masih menghabiskan stok lama. Dan kami monitor terus untuk dilaporkan ke provinsi,” katanya.

Baca Juga:  Optimalkan Food Expo 2022, BNI Boyong Rempah ke Pasar Hong Kong

Dia juga tak menepis kemungkinan adanya upaya untuk menstabilisasi harga minyak goreng bila tak kunjung mengikuti HET. Namun sejauh ini, dinasnya akan memantau perkembangan di pasaran sampai beberapa hari kedepan. “Memang dalam kondisi tertentu, kalau dipandang perlu akan dilakukan operasi pasar. Tapi sementara ini belum ada rencana,” katanya. (tom/fun)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru