29.2 C
Probolinggo
Tuesday, May 30, 2023

Kenaikan Harga Migor-Telur Picu Inflasi di Kota Probolinggo

KADEMANGAN, Radar Bromo – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret lalu, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,72 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,44. Inflasi ini dipicu kenaikan sejumlah komoditi, seperti telur dan minyak goreng.

Kepala BPS Kota Probolinggo, Heri Sulistiono mengungkapkan, dari delapan kota IHK di Jatim, seluruh kota mengalami inflasi. Tidak ada adaerah yang mengalami deflasi. Inflasi di Kota Probolinggo adalah yang tertinggi kelima dari delapan kota IHK.

“Setelah mengalami deflasi bulan Februari, Kota Probolinggo mengalami inflasi pada Maret. Ini wajar karena adanya kenaikan minyak goreng dan telur yang merupakan kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sembilan kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,6 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,21 persen; kelompok transportasi sebesar 0,13 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen;

Baca Juga:  Pemerintah Percepat Revisi UU PPP, Menko Airlangga: Kejar Perbaikan UU Ciptaker

“Sementara indeks dua kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan; dan kelompok pendidikan,” jelas Heri.

KADEMANGAN, Radar Bromo – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret lalu, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,72 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,44. Inflasi ini dipicu kenaikan sejumlah komoditi, seperti telur dan minyak goreng.

Kepala BPS Kota Probolinggo, Heri Sulistiono mengungkapkan, dari delapan kota IHK di Jatim, seluruh kota mengalami inflasi. Tidak ada adaerah yang mengalami deflasi. Inflasi di Kota Probolinggo adalah yang tertinggi kelima dari delapan kota IHK.

“Setelah mengalami deflasi bulan Februari, Kota Probolinggo mengalami inflasi pada Maret. Ini wajar karena adanya kenaikan minyak goreng dan telur yang merupakan kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sembilan kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,6 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,21 persen; kelompok transportasi sebesar 0,13 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen;

Baca Juga:  Sempat Sentuh Rp 14 Ribu, Harga Telur Ayam Menguat

“Sementara indeks dua kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan; dan kelompok pendidikan,” jelas Heri.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru