PROBOLINGGO, Radar Bromo – Saat Ramadan tiba, penjual busana muslim ikut ketiban untung. Tetapi di Ramadan tahun ini, para pedagang busana muslim di Kota Probolinggo mengaku, penjualan tidak seperti tahun lalu. Mereka mengaku penjualan busana muslim sedikit merosot.Â
Padahal biaanya mereka biasanya mulai meraup untung menjelang Ramadan. Namun sampai pekan pertama Ramadan, penjualan mukena dan sarung justru sepi.Â
Seperti toko milik Waris Ainul Hakim di Jalan Panglima Sudirman. Tahun lalu, sejak seminggu sebelum ramadan, tokonya sudah diserbu pembeli. Namun tahun ini merosot drastis. Rata rata hanya berkisar satu dua orang per hari.
Di tahun lalu, dalam seminggu ia bisa memperoleh uang Rp 5 juta dari menjual mukena, sarung dan peci. Namun tahun ini, tidak sampai Rp 2 juta. Bahkan beberapa stok lama pada bulan lalu belum habis.
Di tahun lalu, seminggu sebelum ramadan, ia bisa kulakan Rp 30 juta. Tapi tahun ini, ada stok lama sekitar Rp 10 juta yang belum laku. Ini hampir separo dari stok bulan lalu yang ia kulak.Â
Padahal harga produk yang dijual wajar. Seperti sarung mulai dari Rp 65 ribu. Adapula yang Rp 2 juta dengan merek BHS. Sementara mukena dijual dengan harga dari Rp 60 ribu sampai Rp 500 ribuan. Kemungkinan karena banyak yang beralih ke online.
“Tahun lalu masih ada dampak pandemi tapi tetap laris. Tahun ini sepi. Hari ini saja cuma dua pembeli. Mungkin mereka membeli secara online,” katanya.