Fransisco “Pancho” Rotunno, Eks Persekabpas yang Bisnis Mebeler di Chile
SERBA BISA: Gaya Pancho saat membawa bola dengan seragam oranye Persekabpas. FORMASI SEMIFINAL: Skuad Persekabpas di musim 2006. Saat itu ada Pancho, Zah Rahan dan sejumlah pemain yang berhasil membawa Persekabpas tembus ke semifinal. (Foto: Pancho for Jawa Pos Radar Bromo)
Terakhir kali Fransisco “Pancho” Javier Rotunno Merino bermain di Persekabpas saat tim ini terlempar dari Divisi I musim 2008. Saat itu aturan kompetisi Liga Indonesia, hanya memperbolehkan pemain asing bermain di Divisi I. Pancho akhirnya pulang kampung awal tahun 2019 ke kampung halamannya di Chile.
SEBELUM menginjakkan kakinya di Indonesia, Pancho memang pemain sepakbola. Pria yang kini berusia 46 tahun itu, pernah bergabung di sejumlah klub. Utamanya di divisi kedua di Chile, Amerika Latin. Terakhir dia bermain di Chile Coquimbo Unido tahun 2002.
FORMASI SEMIFINAL: Skuad Persekabpas di musim 2006. Saat itu ada Pancho, Zah Rahan dan sejumlah pemain yang berhasil membawa Persekabpas tembus ke semifinal. (Foto: Pancho for Jawa Pos Radar Bromo)
Saat akhir 2002, mendadak dia mendapat tawaran untuk bermain diluar negaranya. Salah satunya dari Indonesia. Pancho yang saat itu sudah berusia 26 tahun langsung mengiyakan untuk berangkat. Apalagi ada 12 kawannya yang sama-sama dari Chile, untuk beradu nasib menjadi pemain sepakbola.
“Tujuanku dan kawan-kawan waktu itu adalah Bali. Kebetulan di Bali ada seleksi yang difasilitasi agen pemain. Aku masih ingat, agen itu adalah Jian yang sering kontak dengan klub Arema,” kata Pancho melalui video call WhatsApp.
KIRI-KANAN: Alfredo Vera, Rubén Checo dan Panho saat latihan di lapangan Samsung (kini CJI). (Foto: Pancho for Jawa Pos Radar Bromo)
Terakhir kali Fransisco “Pancho” Javier Rotunno Merino bermain di Persekabpas saat tim ini terlempar dari Divisi I musim 2008. Saat itu aturan kompetisi Liga Indonesia, hanya memperbolehkan pemain asing bermain di Divisi I. Pancho akhirnya pulang kampung awal tahun 2019 ke kampung halamannya di Chile.
SEBELUM menginjakkan kakinya di Indonesia, Pancho memang pemain sepakbola. Pria yang kini berusia 46 tahun itu, pernah bergabung di sejumlah klub. Utamanya di divisi kedua di Chile, Amerika Latin. Terakhir dia bermain di Chile Coquimbo Unido tahun 2002.
FORMASI SEMIFINAL: Skuad Persekabpas di musim 2006. Saat itu ada Pancho, Zah Rahan dan sejumlah pemain yang berhasil membawa Persekabpas tembus ke semifinal. (Foto: Pancho for Jawa Pos Radar Bromo)
Saat akhir 2002, mendadak dia mendapat tawaran untuk bermain diluar negaranya. Salah satunya dari Indonesia. Pancho yang saat itu sudah berusia 26 tahun langsung mengiyakan untuk berangkat. Apalagi ada 12 kawannya yang sama-sama dari Chile, untuk beradu nasib menjadi pemain sepakbola.
“Tujuanku dan kawan-kawan waktu itu adalah Bali. Kebetulan di Bali ada seleksi yang difasilitasi agen pemain. Aku masih ingat, agen itu adalah Jian yang sering kontak dengan klub Arema,” kata Pancho melalui video call WhatsApp.
KIRI-KANAN: Alfredo Vera, Rubén Checo dan Panho saat latihan di lapangan Samsung (kini CJI). (Foto: Pancho for Jawa Pos Radar Bromo)