DRINGU, Radar Bromo – Intensitas hujan di wilayah Kabupaten Probolinggo mulai berkurang. Diprediksi bulan depan akan masuk musim kemarau. Bahkan, kemarau kali ini diperkirakan lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda-Surabaya pun mengimbau daerah yang masuk langganan rawan kekeringan harus waspada. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo terus mengantisipasi. Salah satunya dengan memantau daerah yang biasanya krisis air.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Probolinggo Moh. Zubaidullah mengatakan, tahun ini diprediksi musim kemarau lebih panjang. Bulan April sudah mulai kemarau. Hal itu salah satu dampak dari El Nino yang masuk Indonesia.
BPBD, kata Zubaidullah, terus berkoordinasi dan menggandeng relawan serta pemerintah desa untuk terus melakukan pemantauan. Pihaknya juga sudah menyiapkan armada penyuplai air bersih.
“Sebanyak lima unit truk tangki yang disiagakan. Meliputi tiga unit berkapasitas 5.000 liter dan dua unit berkapasitas 6.000 liter. Mobil ini nantinya bertugas mengantarkan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan,” ujarnya.
Dari data BPBD, ada sebelas desa di empat kecamatan yang rawan kekeringan. Di antaranya, tiga desa di Kecamatan Tegalsiwalan. Yakni, Desa Tegalsono, Bulujaran Kidul, Bulujaran Lor. Di Kecamatan Wonomerto ada empat desa. Meliputi, Desa Sepuhgembol, Pohsangit Lor, Pohsangit Ngisor, dan Sumberkare.
Berikutnya, dua desa di Kecamatan Tongas. Yakni, Desa Sumberkramat dan Sumberejo. Serta, dua desa di Kecamatan Lumbang. Desa Tandonsentul dan Desa Purut.