DRINGU, Radar Bromo – Puskesmas Dringu menyebut, ada kecenderungan bakteri leptospira pada tikus di sekitar lokasi banjir di Kecamatan Dringu. Hal itu diketahui dari beberapa sampel tikus yang tertangkap. Kemudian, dibedah dan diteliti.
Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo melalui Puskesmas Dringu memang mulai ‘berperang’ melawan penyakit leptospirosis. Ratusan jebakan tikus dipasang di sekitar permukiman warga di Kecamatan Dringu yang terdampak banjir, beberapa waktu lalu.
Tujuannya, menurut Kepala Puskesmas Dringu dr. Lina Wahyu Indrayati, mencegah lebih jauh penyebaran leptospirosis. Juga mendeteksi adanya ancaman penyebaran penyakit tersebut.

Total ada 150 jebakan tikus yang dipasang. Menurut dr Lina, jebakan tikus ini dipasang terutama di lokasi yang paling parah terdampak banjir. Yaitu, di Desa Dringu dan Kedungdalem.
“Kami sudah sebarkan 150 jebakan tikus. Beberapa sampel tikus yang tertangkap sudah kami bedah dan teliti. Memang ada kecenderungan adanya bakteri leptospira itu,” katanya.
Selain memasang jebakan tikus, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. “Paling penting yakni masyarakat tetap menjaga kebersihan dan kesehatan,” terangnya.
4 Korban Banjir Dringu Terserang Penyakit Kencing Tikus, 3 Meninggal
Semenara, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Dewi Vironica menyebut, potensi penyebaran leptospirosis bukan hanya berasal dari tikus. Juga dari hewan ternak lain. Seperti, babi, kambing, domba, sapi, anjing, kucing dan burung.
“Namun penyebar utamanya saat bencana banjir memang tikus,” sebutnya.
Leptospirosis sendiri saat ini menyerang warga yang terdampak banjir di Kecamatan Dringu. Bahkan, empat orang meninggal dengan diagnosis menderita leptospirosis. (mas/hn)