MAYANGAN, Radar Bromo – Festival Pendalungan di Alun-alun Kota Probolinggo telah berakhir sejak 18 Maret 2023. Namun, sampai Senin (20/3), masih banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekeliling alun-alun. Bahkan, ada yang enggan pindah ke Pujasera.
Mendapati itu, Satpol PP turun jalan. Menegur dan mengimbau para pedagang itu segera pindah. Bagi yang mendapatkan bedak di Pujasera, diminta segera menempatinya. Tapi, ada saja yang enggan.
Seperti salah seorang PKL yang kemarin berjualan di sisi utara Masjid Agung Raulatul Jannah Kota Probolinggo, Surip. Ia beralasan tempat yang disediakan di Pujasera terlalu sempit. Hanya berukuran 2 meter. Itu pun tempatnya di lantai atas. Meski jualannya berupa mainan dan makanan.
“Saya jualan mainan dan nasi goreng. Tidak cukup dengan ukuran itu (2 meter). Sempat saya mau jualan di atas, ternyata jualan mainan tidak boleh di atas. Alasannya di atas khusus kuliner,” ujar PKL asal Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, ini.
Kepala Satpol PP Kota Probolinggo Pujo Agung Satrio mengaku rutin mengimbau PKL untuk tidak berjualan di sekitar alun-alun. Karena pemerintah sudah menyiapkan Pujasera di sisi bagian timur alun-alun.
“Alhamdulillah, hampir semua PKL sudah pindah ke Pujasera. Yang ketika Festival Pedalungan berjualan di tepi dan dalam alun-alun, sudah tidak ada lagi,” katanya, kemarin.
Hanya saja, kata Pujo, ada sejumlah PKL yang bandel. Tetap berjualan di sekitar alun-alun dan tidak bersedia pindah ke Pujasera. Namun, pihaknya tetap mengimbau dan memperingatkan mereka untuk tidak berjualan di sekitar alun-alun.