24.7 C
Probolinggo
Sunday, June 11, 2023

Sejumlah PKL Alun-alun Ogah Pindah ke Pujasera, Ini Alasannya

MAYANGAN, Radar Bromo – Festival Pendalungan di Alun-alun Kota Probolinggo telah berakhir sejak 18 Maret 2023. Namun, sampai Senin (20/3), masih banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekeliling alun-alun. Bahkan, ada yang enggan pindah ke Pujasera.

Mendapati itu, Satpol PP turun jalan. Menegur dan mengimbau para pedagang itu segera pindah. Bagi yang mendapatkan bedak di Pujasera, diminta segera menempatinya. Tapi, ada saja yang enggan.

Seperti salah seorang PKL yang kemarin berjualan di sisi utara Masjid Agung Raulatul Jannah Kota Probolinggo, Surip. Ia beralasan tempat yang disediakan di Pujasera terlalu sempit. Hanya berukuran 2 meter. Itu pun tempatnya di lantai atas. Meski jualannya berupa mainan dan makanan.

Baca Juga:  Lantai Atas Pujasera Mulai Ramai, tapi Masih Ada PKL Liar yang Bandel

“Saya jualan mainan dan nasi goreng. Tidak cukup dengan ukuran itu (2 meter). Sempat saya mau jualan di atas, ternyata jualan mainan tidak boleh di atas. Alasannya di atas khusus kuliner,” ujar PKL asal Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, ini.

Kepala Satpol PP Kota Probolinggo Pujo Agung Satrio mengaku rutin mengimbau PKL untuk tidak berjualan di sekitar alun-alun. Karena pemerintah sudah menyiapkan Pujasera di sisi bagian timur alun-alun.

“Alhamdulillah, hampir semua PKL sudah pindah ke Pujasera. Yang ketika Festival Pedalungan berjualan di tepi dan dalam alun-alun, sudah tidak ada lagi,” katanya, kemarin.

Hanya saja, kata Pujo, ada sejumlah PKL yang bandel. Tetap berjualan di sekitar alun-alun dan tidak bersedia pindah ke Pujasera. Namun, pihaknya tetap mengimbau dan memperingatkan mereka untuk tidak berjualan di sekitar alun-alun.

Baca Juga:  Tambah Wawasan, Peserta Santri Entrepreneur 2019 Ngaji Ilmu ke Batu

MAYANGAN, Radar Bromo – Festival Pendalungan di Alun-alun Kota Probolinggo telah berakhir sejak 18 Maret 2023. Namun, sampai Senin (20/3), masih banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekeliling alun-alun. Bahkan, ada yang enggan pindah ke Pujasera.

Mendapati itu, Satpol PP turun jalan. Menegur dan mengimbau para pedagang itu segera pindah. Bagi yang mendapatkan bedak di Pujasera, diminta segera menempatinya. Tapi, ada saja yang enggan.

Seperti salah seorang PKL yang kemarin berjualan di sisi utara Masjid Agung Raulatul Jannah Kota Probolinggo, Surip. Ia beralasan tempat yang disediakan di Pujasera terlalu sempit. Hanya berukuran 2 meter. Itu pun tempatnya di lantai atas. Meski jualannya berupa mainan dan makanan.

Baca Juga:  Ajarkan Tanggung Jawab lewat Gambar

“Saya jualan mainan dan nasi goreng. Tidak cukup dengan ukuran itu (2 meter). Sempat saya mau jualan di atas, ternyata jualan mainan tidak boleh di atas. Alasannya di atas khusus kuliner,” ujar PKL asal Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, ini.

Kepala Satpol PP Kota Probolinggo Pujo Agung Satrio mengaku rutin mengimbau PKL untuk tidak berjualan di sekitar alun-alun. Karena pemerintah sudah menyiapkan Pujasera di sisi bagian timur alun-alun.

“Alhamdulillah, hampir semua PKL sudah pindah ke Pujasera. Yang ketika Festival Pedalungan berjualan di tepi dan dalam alun-alun, sudah tidak ada lagi,” katanya, kemarin.

Hanya saja, kata Pujo, ada sejumlah PKL yang bandel. Tetap berjualan di sekitar alun-alun dan tidak bersedia pindah ke Pujasera. Namun, pihaknya tetap mengimbau dan memperingatkan mereka untuk tidak berjualan di sekitar alun-alun.

Baca Juga:  Alun-alun Probolinggo Harus Steril PKL, Jualannya di Pujasera

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru