MAYANGAN, Radar Bromo – Saat musim hujan, penyakit gatal-gatal kerap menjangkiti sejumlah warga Jalan Ikan Belanak, RT 4/RW 6, Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Ketika hujan, permukiman mereka yang berdekatan dengan Pasar Kronong, sering kebanjiran.
Diduga air meluap ke permukiman warga karena drainasenya mampet. Drainase itu melintang di bawah jalan Jalur Lingkar Utara (JLU).
Salah seorang warga setempat, Aliati, 55, mengatakan, sejak sekitar 10 tahun lalu, ketika hujan dipastikan permukimannya tergenang air. Sebab, kondisinya lebih rendah. Daerahnya mendapatkan kiriman air dari wilayah selatan. Air ini semestinya menuju lautan.
“Ketika hujan pasti daerah sini tergenang. Atau lebih tepatnya banjir. (Tinggi air) Sampai ke dengkul orang dewasa. Surutnya lama. Apalagi sejak dua tahun terakhir setelah ada perbaikan jalan (nasional), seolah saluran airnya tersumbat,” jelasnya.
Karena sudah langganan, banyak warga yang membangun tanggul di depan rumahnya. Agar air tidak masuk ke rumah. “Tapi, jika hujan lebat seperti tadi malam (Senin malam). Sama saja. Airnya lebih sedengkul saya. Akhirnya, tetap masuk ke rumah,” bebernya, Selasa (18/1).
Hal senada diungkapkan Bunawar. Perempuan 65 tahun ini baru saja selesai membersihkan rumahnya yang kemasukan air. Air yang menggenang di rumahnya hampir semalaman itu membuat kakinya terkena kutu air.
“Ini gimana kaki saya jamur semua. Soalnya kan air yang menggenang di sini campuran segala jenis air. Termasuk air dari selatan yang larinya ke sini semua. Air bersihnya (pompa) juga butek (tidak jernih),” ujarnya sembari menunjukan kakinya yang terkena jamur.