KREJENGAN, Radar Bromo– Hampir setahun rencana pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) Regional Terpadu di Kabupaten Probolinggo tak kunjung ada kejelasan. Namun, Pemkab Probolinggo memastikan, TPA regional tidak masuk prioritas pembangunan daerah. Sebab, TPA regional dianggap tidak efisien dan pemborosan ke depannya untuk Kabupaten Probolinggo.
Hal itu disampaikan Dwi Joko Nurjayadi selaku kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo. Saat dikonfirmasi kemarin, Joko mengatakan, tidak ada kejelasan lanjutan soal rencana pembangunan TPA Regional terpadu di Lumbang. Pihaknya juga, tidak menjadikan rencana pembangunan itu sebagai prioritas. Karena, TPA regional itu rencana program dari pusat.
”Untuk rencana TPA Regional terpadu di Lumbang, tidak masuk pogram prioritas daerah kabupaten Probolinggo. Tapi jika pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi mau bangun, pihaknya hanya bisa mendampingi,” katanya pada Jawa Pos Radar Bromo kemarin.
Joko menerangkan, TPA regional terpadu nantinya bukan dikelola Pemkab Probolinggo. Bahkan, bisa jadi TPA Regional itu tidak efisien bagi anggaran daerah kabupaten. Sebab, Pemkab Probolinggo tetap harus bayar retribusi saat membuang sampah ke TPA regional di Lumbang tersebut.
Diperkirakan, dalam setahun dengan kapasitas sampah 50 ton tiap harinya, Pemkab Probolinggo harus bayar retribusi ke TPA Regional sekitar Rp 2 miliar dalam setahun. Tentu, kondisi itu, sangat tidak efisien bagi keuangan daerah kabupaten.
”TPA Regional itu meski berada di Kabupaten Probolinggo, statusnya bukan milik Pemkab Probolinggo. Jadi, Pemkab Probolinggo yang membuang sampah ke TPA regional, tetap harus bayar retribusi,” ungkapnya.

Bagaimana kondisi TPA Seboro di Krejengan yang dimiliki Kabupaten Probolinggo saat ini? Joko mengaku, untuk TPA yang dimiliki saat ini masih kondisi aman untuk beberapa tahun ke depan. TPA Seboro masih mumpuni untuk menampung sampah-sampah tiap harinya.
”Kami juga tengah berupaya, sampah yang dibuang ke TPA Seboro dikelola lebih menjadi duit. Sehingga, jumlah sampah yang dibuang ke TPA bisa berkurang,” terangnya. (mas/fun)