MAYANGAN, Radar Bromo – Jarum jam hendak menunjuk pukul 01.00, Jumat dini hari (17/3). M Bagus Teguh, 28, yang saat itu belum pulas tidur dibuat kaget. Anak Buah Kapal (ABK) KM Inti Nelayan 16 itu mendapati percikan api berkobar di kamar mesin kapal yang ditumpanginya.
Bagus pun langsung beranjak. Ia membangunkan delapan ABK lainnya di kapal. Mereka lantas berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.
Namun, upaya para ABK itu tak berjalan baik. Angin yang berembus kencang membuat api menyambar tangki penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) solar cadangan. Kobaran api pun kian menjadi-jadi.
Bahkan, api tak hanya melalap KM Inti Nelayan 16 saja. Dua kapal di kanan dan kiri KM Inti Nelayan ikut kena jilatan api. Yakni, KM Inti Nelayan 27 dan KM Inti Nelayan 21.
Untuk menghindari kebakaran lebih besar, para ABK berinisiatif memindah dua kapal terakhir. “Selain menunggu petugas pemadam kebakaran (damkar), kapal juga dipindahkan ke tengah. Dengan cara ditarik oleh kapal lainnya. Sebab, jika tidak begitu, maka dua kapal lainnya bisa jadi ludes juga,” kata Bagus, Jumat (17/3) pagi.
Proses pemadaman tiga kapal itu sendiri berjalan tak mudah. Butuh waktu sekitar 7 jam. Ketiga kapal baru benar-benar berhasil dipadamkan plus pembasahan sekitar pukul 08.00.
Selain kendala angin kencang, petugas damkar juga kesulitan masuk ke lokasi.
MAYANGAN, Radar Bromo – Jarum jam hendak menunjuk pukul 01.00, Jumat dini hari (17/3). M Bagus Teguh, 28, yang saat itu belum pulas tidur dibuat kaget. Anak Buah Kapal (ABK) KM Inti Nelayan 16 itu mendapati percikan api berkobar di kamar mesin kapal yang ditumpanginya.
Bagus pun langsung beranjak. Ia membangunkan delapan ABK lainnya di kapal. Mereka lantas berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.
Namun, upaya para ABK itu tak berjalan baik. Angin yang berembus kencang membuat api menyambar tangki penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) solar cadangan. Kobaran api pun kian menjadi-jadi.
Bahkan, api tak hanya melalap KM Inti Nelayan 16 saja. Dua kapal di kanan dan kiri KM Inti Nelayan ikut kena jilatan api. Yakni, KM Inti Nelayan 27 dan KM Inti Nelayan 21.
Untuk menghindari kebakaran lebih besar, para ABK berinisiatif memindah dua kapal terakhir. “Selain menunggu petugas pemadam kebakaran (damkar), kapal juga dipindahkan ke tengah. Dengan cara ditarik oleh kapal lainnya. Sebab, jika tidak begitu, maka dua kapal lainnya bisa jadi ludes juga,” kata Bagus, Jumat (17/3) pagi.
Proses pemadaman tiga kapal itu sendiri berjalan tak mudah. Butuh waktu sekitar 7 jam. Ketiga kapal baru benar-benar berhasil dipadamkan plus pembasahan sekitar pukul 08.00.
Selain kendala angin kencang, petugas damkar juga kesulitan masuk ke lokasi.
