MAYANGAN, Radar Bromo – Kembali banyaknya kasus Covid-19 di Kota Probolinggo, membuat Pemkot Probolinggo mengubah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Mulai hari ini (16/2), pembelajaran tatap muka di tingkat SD dan SMP dilakukan secara terbatas. Itu pun khusus siswa kelas VI dan IX.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo Siti Romlah mengatakan, KBM di SD-SMP dibagi dalam dua jenis pembelajaran. Siswa kelas I sampai kelas V dan kelas VII sampah VIII dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Sementara, siswa kelas VI dan kelas IX mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Dalam PTMT ini, siswa dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama sebanyak 50 persen dari kapasitas kelas dengan durasi tiga jam tanpa istirahat. Lalu, ada jeda selama 30 menit sebelum lanjut sesi kedua.
“Jumlah siswa dalam satu ruang kelas tidak terlalu banyak, sehingga protokoler kesehatan (prokes) secara ketat bisa dilakukan. Selama PTMT ini dilaksanakan, KBM diikuti oleh siswa selama enam hari mulai Senin sampai Sabtu,” jelasnya.
Romlah menjelaskan, siswa wajib menggunakan masker dan menjaga jarak 1,5 meter antarsiswa. Sebelum memasuki ruang kelas, ada petugas yang akan memeriksa suhu tubuh mereka. Jika ada yang punya gejala sakit, akan langsung disarankan belajar di rumah.
Apabila ada salah satu siswa yang terkonfirmasi positif, maka untuk sementara PTMT di sekolah tersebut akan dihentikan selama 14 hari dan dilakukan lockdown. Bagi guru yang melakukan kontak erat dengan siswa yang positif, akan dilakukan tes swab.