LECES, Radar Bromo – Perlintasan kereta api tanpa palang di Probolinggo kembali merenggut korban jiwa. Rabu (15/3) sore, 3 nyawa melayang usai pikap tertabrak KA Wijayakusuma di perlintasan Desa Jorongan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo.
Tiga korban nahas itu, dua diantaranya pasangan suami istri (pasutri), Syamsul Muhtadi, 56 dan Homsatun, 48, warga Desa Jorongan, Kecamatan Leces. Satu korban lainnya, Sunardi, 70, warga Desa Jorongan. Ketiga jenazah ini dibawa ke kamar mayat RSUD dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo.
Kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 15.30. Sore itu, pasutri bos swalayan dan pemilik waterpark itu menaiki pikap Mitsubishi nopol N 8142 WY. Pikap dikemudikan Syamsul Muhtadi. Mereka berjalan dari barat ke timur. Sementara, Sunardi saat itu tengah menjaga sawahnya di sisi timur, tidak jauh dari rel KA.
Saat itulah, melaju sebuah KA Wijayakusuma yang berjalan dari selatan ke utara. Diduga, saat itu sopir pikap tak mengetahui keberadaan KA yang melaju.
Sementara Sunardi yang saat itu berjarak 18 meter dari perlintasan tanpa palang itu, menyadari ada KA yang datang. Ia pun berupaya memberikan aba-aba dan berteriak pada sopir dan penumpang pikap.
Namun, pasutri itu tak mendengarnya. Pikap terus melaju. Akhirnya, pikap pun tertabrak KA. Pikap itu lantas terlempar ke arah utara sejauh 33 meter.
Nahasnya, pikap yang terpental itu mengenai Sunardi, sebelum akhirnya berhenti. Pasutri dan Sunardi pun langsung meninggal di lokasi kejadian. Syamsul Muhtadi sang suami mengalami dada remuk, luka robek di kepala, dan bahu patah. Sementara istrinya, mengalami dada remuk. Untuk Sunardi mengalami dada dan rusuk patah, perut dan pipi robek.