27 C
Probolinggo
Wednesday, March 29, 2023

Bangun Embung Desa untuk Irigasi di Sekarkare Dringu

KETERSEDIAAN air kerap jadi kendala para petani di Desa Sekarkare, Kecamatan Dringu, saat kemarau tiba. Kondisi itu jadi perhatian pemerintah desa setempat.

Mayoritas warga Desa Sekarkare, Kecamatan Dringu, berprofesi sebagai petani. Maklum saja, lahan pertanian di desa ini begitu luas. Total ada 143 hektare sawah. Mayoritas menanam bawang, namun ada pula yang menanam jagung atau cabai.

Kondisi itu membuat pemdes setempat tahun ini fokus pada pengembangan lahan pertanian. Desa akan membangun semacam embung mini atau disebut embung desa di Dusun Krajan. Lokasinya akan menggunakan tanah bengkok milik desa sekitar satu hektare.

Ukurannya perkiraan 50 x 40 meter. Dengan mesin summer sible. Pembangunan embung mini ini karena pengairan ke sawah warga sering tidak maksimal saat musim kemarau. Selama ini, petani menggunakan pengairan oleh Taposan Tirta yang mengalir dari Sumberbulu. Namun, saat sampai ke Desa Sekarkare, debitnya kecil.

Baca Juga:  Benahi Jalan Permukiman di Gili Ketapang yang Tergerus

“Kebetulan Desa Sekarkare ini muaranya. Banyak kebocoran saat air mengalir, jadi tidak nyampek saat masuk ke Desa Sekarkare,” ungkap Kades Sekarkare Senadi.

DILANJUT: Kades saat memantau rehab pendapa yang dilanjut tahun ini oleh pemdes. (Fahrizal Firmani/Jawa Pos Radar Bromo)

KETERSEDIAAN air kerap jadi kendala para petani di Desa Sekarkare, Kecamatan Dringu, saat kemarau tiba. Kondisi itu jadi perhatian pemerintah desa setempat.

Mayoritas warga Desa Sekarkare, Kecamatan Dringu, berprofesi sebagai petani. Maklum saja, lahan pertanian di desa ini begitu luas. Total ada 143 hektare sawah. Mayoritas menanam bawang, namun ada pula yang menanam jagung atau cabai.

Kondisi itu membuat pemdes setempat tahun ini fokus pada pengembangan lahan pertanian. Desa akan membangun semacam embung mini atau disebut embung desa di Dusun Krajan. Lokasinya akan menggunakan tanah bengkok milik desa sekitar satu hektare.

Ukurannya perkiraan 50 x 40 meter. Dengan mesin summer sible. Pembangunan embung mini ini karena pengairan ke sawah warga sering tidak maksimal saat musim kemarau. Selama ini, petani menggunakan pengairan oleh Taposan Tirta yang mengalir dari Sumberbulu. Namun, saat sampai ke Desa Sekarkare, debitnya kecil.

Baca Juga:  Mencermati Angka Kehamilan di Kota Probolinggo saat Pandemi

“Kebetulan Desa Sekarkare ini muaranya. Banyak kebocoran saat air mengalir, jadi tidak nyampek saat masuk ke Desa Sekarkare,” ungkap Kades Sekarkare Senadi.

DILANJUT: Kades saat memantau rehab pendapa yang dilanjut tahun ini oleh pemdes. (Fahrizal Firmani/Jawa Pos Radar Bromo)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru