KADEMANGAN, Radar Bromo – Perbaikan bekas galian jaringan gas (jargas) di Kota Probolinggo mendapat perhatian banyak pihak. Selain banyak yang ambles, perbaikannya dinilai asal-asalan.
Komisi III DPRD Kota Probolinggo juga meminta galian yang sudah ditambal itu dibongkar ulang. Karena, pengerjaannya tak sesuai spesifikasi. Kemarin, sejumlah anggota Komisi III turun langsung. Mereka melihat sejumlah bekas galian yang ables.
Anggota Komisi III Heri Poniman mengatakan, penambalan bekas galian jargas itu tidak sesuai spesifikasi. Kemarin, masih ditemukan banyak batu koral dan bagian dari onderlagh yang masih di luar, sedangkan jalannya sudah diaspal.
Menurutnya, bekas galian itu hanya ditutup menggunakan tanah. Sementara, material lainnya, seperti batu tidak dikembalikan. Akibatnya, banyak tambal sulam yang ambles. Apalagi di sepanjang jalan yang dilewati kendaraan besar. Seperti Jalan Panjaitan, Jalan Brantas, Jalan Panglima Sudirman, dan Jalan Soekarno-Hatta.
“Jadi, ini tanah ditumpuk dan langsung di-hotmix. Kayak pasang stiker saja. Jadi yang sudah ditambal harus dibongkar lagi. Harus dipasang batu onderlagh-nya di bagian bawah,” ujarnya.
Masa pemeliharaan jalan itu selama satu tahun. Selama itu, kata Heri Poniman, jangan sampai lepas dari masa pemeliharaan jalannya malah rusak. Sehingga pada tahun berikutnya perbaikan harus menggunakan APBD. “Ini kan eman, padahal dana APBD masih banyak yang perlu dilakukan,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Robit Riyanto. Politisi PPP itu mengatakan, karena ini menjadi domain Dinas PUPR-Perkim, harus segera memanggil pihak penyelenggara dan meminta segera dilakukan perbaikan.