SUKAPURA, Radar Bromo– Warga Hindu Tengger di Kawasan Gunung Bromo bersiap menyambut ritual Pujan Kasanga atau bulan kesembilan dalam kalender suku Tengger. Warga pun mulai membuat ogoh-ogoh.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto menjelaskan, Pujan Kasanga merupakan tradisi leluhur yang harus dilestarikan. Ritual itu bertujuan meminta keselamatan serta dijauhkan dari musibah.
Tahun ini, Pujan Kasanga jatuh pada Rabu Kliwon, 15 Mei 2023. Tepat di hari itu, warga akan berkeliling memutari desa dengan menggunakan obor. Termasuk membawa ogoh-ogoh yang saat ini sedang disiapkan.
“Jadi nantinya ada iring-iringan warga membawa obor, ogoh-ogoh, dan sesajen. Semuanya diarak mengelilingi desa. Namun, sebelumnya dibacakan doa-doa serta pujian oleh sesepuh Tengger dan diiringi musik gamelan,” kata Bambang, Kamis (9/3) siang.
Usai dibawa keliling, sesajen sebagian dibuang. Sebagian lagi dibagikan kepada warga yang kurang mampu. Sementara ogoh-ogoh dibakar dengan obor yang dibawa.
“Kegiatan Pujan Kesanga ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Tepat di bulan kesembilan menurut penanggalan atau kalender suku Tengger,” imbuhnya. (rpd/hn)
SUKAPURA, Radar Bromo– Warga Hindu Tengger di Kawasan Gunung Bromo bersiap menyambut ritual Pujan Kasanga atau bulan kesembilan dalam kalender suku Tengger. Warga pun mulai membuat ogoh-ogoh.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto menjelaskan, Pujan Kasanga merupakan tradisi leluhur yang harus dilestarikan. Ritual itu bertujuan meminta keselamatan serta dijauhkan dari musibah.
Tahun ini, Pujan Kasanga jatuh pada Rabu Kliwon, 15 Mei 2023. Tepat di hari itu, warga akan berkeliling memutari desa dengan menggunakan obor. Termasuk membawa ogoh-ogoh yang saat ini sedang disiapkan.
“Jadi nantinya ada iring-iringan warga membawa obor, ogoh-ogoh, dan sesajen. Semuanya diarak mengelilingi desa. Namun, sebelumnya dibacakan doa-doa serta pujian oleh sesepuh Tengger dan diiringi musik gamelan,” kata Bambang, Kamis (9/3) siang.
Usai dibawa keliling, sesajen sebagian dibuang. Sebagian lagi dibagikan kepada warga yang kurang mampu. Sementara ogoh-ogoh dibakar dengan obor yang dibawa.
“Kegiatan Pujan Kesanga ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Tepat di bulan kesembilan menurut penanggalan atau kalender suku Tengger,” imbuhnya. (rpd/hn)
