MAYANGAN, Radar Bromo-Acara pentas musik di Festival Pendalungan yang diselenggarakan di Alun Alun Kota Probolinggo Rabu malam (8/3) berakhir ricuh. Sekelompok penonton terlibat perselisihan sehingga sempat terjadi pengeroyokan. Dua orang mengalami luka dalam kejadian ini.
Dua korban adalah MZ, 23, dan BS, 20, warga Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok. MZ mengalami luka di bagian pelipis mata karena kejadian ini. Keduanya sempat diamankan ke Mapolres Probolinggo Kota.
MZ saat ditemui di mapolresta mengungkapkan, kericuhan ini bermula sekitar pukul 22.20. Saat itu, orkes musik sudah berakhir. Ia menonton acara musik di bagian belakang bersama BS dan sejumlah temannya. Ternyata, penonton yang berada di bagian belakang bertengkar.
Ia pun memilih pindah ke tengah untuk menghindari perselisihan itu. Tapi, ternyata areal pertikaian itu meluas. Temannya, BS hampir jadi sasaran mereka. MZ pun langsung bertanya kenapa menggangu temannya. Temannnya tidak tahu apa apa.
Setelah bilang begitu, ia malah ditarik. Karena banyak polisi yang berjaga, ia pun dibawa ke belakang panggung. Di sana ia di keroyok. Ada 10 orang yang memukul bagian wajahnya. Lalu, salah satu kawanan itu mengeluarkan celurit dan membuka sarungnya.
Laki laki itu menunjukkan celuritnya ke arahnya. Karena takut disabet celurit, ia pun lari ke arah polisi. Ia bersama BS langsung diajak ke Mapolres Probolinggo Kota terkait kejadian ini. Berbeda dengan MZ, BS tidak mengalami luka apapun.
“Kisruh pas orkes habis. Mereka berkelahi sama seseorang. Saya malah jadi sasaran juga dan dibawa ke belakang panggung. Ada sekitar 10 orang. Gak kenal, siapa mereka,” ungkap MZ.
Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota, AKP Jamal menyebut MZ dan BS itu berstatus sebagai korban. Usai dimintai keterangan, keduanya langsung dipulangkan usai dijemput oleh keluarganya.
“Korban tidak melapor, usai sempat diamankan di Mapolres, mereka dipulangkan. Penyebab ricuh diduga karena dalam pengaruh minuman keras (miras),” terang Jamal. (riz/mie)