22.7 C
Probolinggo
Monday, May 29, 2023

Gempa Bumi dan Terjadi Kebakaran, Ini yang Dilakukan PJB Paiton

PAITON, Radar Bromo – Suasana gedung perkantoran PT PJB UP Paiton, Kamis (3/6) mendadak mencekam. Ratusan karyawan setempat berhamburan keluar gedung. Suara sirine yang menderu-deru membuat suasana semakin menegangkan. Mereka berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri, karena tiba-tiba terjadi gempa bumi sekitar pukul 13.30.

Karyawan perusahaan BUMN itu, dievakuasi menuju assembly point atau titik kumpul bagi pengguna gedung ketika terjadi bencana. Di titik kumpul itu, mereka kemudian di data. Syukur, sesuai data karyawan yang masuk hari itu, tidak ada karyawan yang terjebak di dalam gedung.

Meski begitu, gempa bumi itu menyebabkan salah satu fasilitas di areal unit 1 dan 2, mengalami masalah. Sejumlah pipa pada Day oil tank yang berisi high speed diesel (HSD) atau solar mengalami kebocoran. Solar yang menjadi bahan bakar harian itu, tumpah dan tercecer. Akibatnya kebakaran tidak bisa dihindari. Selain itu, tumpahan solar juga merambat ke air laut.

Kebakaran itu mendapat respon cepat.Tim tanggap darurat, fire rescue beserta tiga mobil pemadam kebakaran (Damkar) milik PT PJB UP Paiton dikerahkan, ditambah satu unit damkar dari PT PJB UB JOM. Kebakaran itu, akhirnya bisa dipadamkan sekitar dua jam. Penanganan bencana itu juga melibatkan BPBD Kabupaten Probolinggo, Pam Obvit Polres Probolinggo dan patroli kemanan laut (Kamla) TNI AL.

Baca Juga:  Tokoh Lintas Agama dan Warga Tengger Doakan Pemilu Aman

“Solar yang tercecer di laut juga berhasil diatasi oleh tim tanggap darurat lingkungan. Sehingga tidak meluas dan mencemari lingkungan perairan setempat. Selain dari internal, upaya penanganan bencana ini juga melibatkan bala bantuan dari pihak eksternal,” ujar Ir. Maryono, ST, M,MT,IPU, General Manager PT PJB UP Paiton saat menggelar press release.

Maryono mengatakan, kebakaran itu terjadi karena pipa pada day oil tank yang digunakan untuk konsumsi minyak harian itu pecah. Kemudian solar tumpah dan mengakibatkan kebakaran, termasuk tercecer ke air laut. “Kami langsung lakukan isolasi sehingga tidak meluas,” ujarnya.

Ia mengungkapkan dalam kejadian itu, ada satu korban yang mengalami luka bakar. Korban berhasil dievakuasi oleh petugas dan segera ditangani untuk mendapatkan perawatan. “Dampak dari kejadian ini, pipa dan beberapa peralatan terbakar, termasuk ada satu korban,” katanya

Baca Juga:  Macet Nataru, Ini Skema Jalur Alternatif di Kota Probolinggo

“Saat ini kondisi unit sedang persiapan start up. Perkiraan dibutuhkan waktu sekitar setengah hari. Belum bisa dilakukan sebelum pipa yang terbakar ini diperbaiki, karena start up membutuhkan bahan bakar minyak,” imbuh Anggoro Hari Novianto, Manager operasional PT PJB UP Paiton.

Namun, kejadian yang terjadi di siang hari itu, merupakan sebuah simulasi. Yakni, simulasi business continuity plan (BCP). Kegiatan rutin tiap tahun itu dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi ketika terjadi kebencanaan di areal pembangkit. Simulasi dilakukan untuk melatih kesiapsiagaan petugas terkait.

“Sehingga, ketika terjadi gangguan yang sebenarnya, kami sudah siap, tanggap dan respon. Termasuk siapa saja yang harus kami hubungi dan apa saja yang kami lakukan. Sehingga gangguan tersebut tidak meluas. Simulasi tahun ini, tema yang kami ambil gempa bumi,” ujar Eko Wijanarto Manager pemeliharaan PT PJB UP Paiton. (uno/*)

PAITON, Radar Bromo – Suasana gedung perkantoran PT PJB UP Paiton, Kamis (3/6) mendadak mencekam. Ratusan karyawan setempat berhamburan keluar gedung. Suara sirine yang menderu-deru membuat suasana semakin menegangkan. Mereka berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri, karena tiba-tiba terjadi gempa bumi sekitar pukul 13.30.

Karyawan perusahaan BUMN itu, dievakuasi menuju assembly point atau titik kumpul bagi pengguna gedung ketika terjadi bencana. Di titik kumpul itu, mereka kemudian di data. Syukur, sesuai data karyawan yang masuk hari itu, tidak ada karyawan yang terjebak di dalam gedung.

Meski begitu, gempa bumi itu menyebabkan salah satu fasilitas di areal unit 1 dan 2, mengalami masalah. Sejumlah pipa pada Day oil tank yang berisi high speed diesel (HSD) atau solar mengalami kebocoran. Solar yang menjadi bahan bakar harian itu, tumpah dan tercecer. Akibatnya kebakaran tidak bisa dihindari. Selain itu, tumpahan solar juga merambat ke air laut.

Kebakaran itu mendapat respon cepat.Tim tanggap darurat, fire rescue beserta tiga mobil pemadam kebakaran (Damkar) milik PT PJB UP Paiton dikerahkan, ditambah satu unit damkar dari PT PJB UB JOM. Kebakaran itu, akhirnya bisa dipadamkan sekitar dua jam. Penanganan bencana itu juga melibatkan BPBD Kabupaten Probolinggo, Pam Obvit Polres Probolinggo dan patroli kemanan laut (Kamla) TNI AL.

Baca Juga:  Sabet Kota Layak Anak, Kota Probolinggo Ternyata Baru Susun Raperdanya

“Solar yang tercecer di laut juga berhasil diatasi oleh tim tanggap darurat lingkungan. Sehingga tidak meluas dan mencemari lingkungan perairan setempat. Selain dari internal, upaya penanganan bencana ini juga melibatkan bala bantuan dari pihak eksternal,” ujar Ir. Maryono, ST, M,MT,IPU, General Manager PT PJB UP Paiton saat menggelar press release.

Maryono mengatakan, kebakaran itu terjadi karena pipa pada day oil tank yang digunakan untuk konsumsi minyak harian itu pecah. Kemudian solar tumpah dan mengakibatkan kebakaran, termasuk tercecer ke air laut. “Kami langsung lakukan isolasi sehingga tidak meluas,” ujarnya.

Ia mengungkapkan dalam kejadian itu, ada satu korban yang mengalami luka bakar. Korban berhasil dievakuasi oleh petugas dan segera ditangani untuk mendapatkan perawatan. “Dampak dari kejadian ini, pipa dan beberapa peralatan terbakar, termasuk ada satu korban,” katanya

Baca Juga:  155 Jamaah Kota Probolinggo Dilepas dengan Haru

“Saat ini kondisi unit sedang persiapan start up. Perkiraan dibutuhkan waktu sekitar setengah hari. Belum bisa dilakukan sebelum pipa yang terbakar ini diperbaiki, karena start up membutuhkan bahan bakar minyak,” imbuh Anggoro Hari Novianto, Manager operasional PT PJB UP Paiton.

Namun, kejadian yang terjadi di siang hari itu, merupakan sebuah simulasi. Yakni, simulasi business continuity plan (BCP). Kegiatan rutin tiap tahun itu dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi ketika terjadi kebencanaan di areal pembangkit. Simulasi dilakukan untuk melatih kesiapsiagaan petugas terkait.

“Sehingga, ketika terjadi gangguan yang sebenarnya, kami sudah siap, tanggap dan respon. Termasuk siapa saja yang harus kami hubungi dan apa saja yang kami lakukan. Sehingga gangguan tersebut tidak meluas. Simulasi tahun ini, tema yang kami ambil gempa bumi,” ujar Eko Wijanarto Manager pemeliharaan PT PJB UP Paiton. (uno/*)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru