MAYANGAN, Radar Bromo – Kota Probolinggo mengalami deflasi 0,04 persen pada Februari. Namun, inflasi tahunannya mencapai 5,36 persen. Pemicunya, sejumlah komoditas ikan mengalami penurunan harga.
Dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jatim, enam kota mengalami inflasi. Kota Probolinggo adalah kota dengan deflasi tertinggi di atas Kabupaten Sumenep yang mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
Deflasi yang terjadi bulan Februari ini sama dengan kondisi Februari tahun lalu. Saat itu, Kota Probolinggo juga mengalami deflasi. Namun, lebih tinggi sebesar 0,18 persen. Tapi, tingkat inflasi tahunan pada 2022 hanya 1,71 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo Heri Sulistio mengungkapkan, komoditas andil utama deflasi pada Februari adalah bawang merah, cabai merah, hingga ikan asap. Sementara penyebab inflasi tahunan adalah bensin, beras, dan perguruan tinggi.
“Deflasi bulan Februari terjadi karena sejumlah komoditas mengalami kenaikan stabil dan ada pula yang turun. Jika inflasi tahunan paling tinggi, pemicunya adalah bahan bakar minyak (BBM) dan beras,” ungkapnya.
Heri menjelaskan, inflasi tahun ini cukup tinggi karena berada di atas target pemerintah yakni lima persen. Tapi, angka ini masih aman. Sementara tahun lalu, inflasi tahunan hanya 1,71 persen disebabkan perekonomian tidak berjalan dampak pandemi Covid.
“Inflasi tahunan masih aman. Cuma memang masih di atas target pemerintah. Namun, kalau terlalu rendah seperti tahun lalu, juga tidak bagus karena berarti perekonomian stagnan,” terang Heri.