SUMBERASIH, Radar Bromo -Masih banyak sekolah yang rusak berat di Kabupaten Probolinggo. Di SDN Muneng Kidul misalnya, hampir sebulan siswanya belajar di luar kelas. Berdekatan dengan WC guru. Penyebabnya, atap bangunan tiga ruang kelas di tempat itu ambruk.
Ruangan yang atapnya ambruk yaitu, ruang untuk kelas I, II, dan III. Ketiga ruang kelas itu ada di satu lokal atau satu gedung. Material kayu dan genting pun berjatuhan di kelas. Sehingga ruangan yang ada tidak bisa ditempati.
Samsul Rofi’i, guru agama di sekolah tersebut menerangkan, atap tiga ruangan itu ambruk pada 11 Februari 2022. Kejadianya sekitar pukul 09.00.
Beruntung, tidak ada warga sekolah yang jadi korban. Sebab, tiga ruangan itu memang sudah lama tidak ditempati. Sudah hampir sebulan. Sekolah mengosongkan tiga ruangan yang ada, lantaran atapnya rapuh. Dikhawatirkan, tiba-tiba atap yang rapuh ambruk.
“Saat ambruk itu, tidak ada hujan dan angin. Tapi, malam sebelumnya memang hujan deras. Lalu esoknya atap ambruk,” terang Samsul, Kamis (3/3) pagi.

Guru yang telah mengajar 11 tahun di SDN Muneng Kidul itu menerangkan, ada dua lokal atau bangunan di sekolahnya. Ruang kelas I, II, dan III yang atapnya ambruk ada di satu bangunan atau satu lokal. Usia bangunan kurang dari 10 tahun.
Lalu, siswa kelas IV, V, dan VI, menempati bangunan lama yang ada di sisi selatan. Juga satu lokal atau satu gedung.
“Bangunan lama itu sudah berusia lebih dari 10 tahun, tapi masih kuat. Bangunan itu dikerjakan sendiri olah pihak sekolah,” katanya.
Sedangkan bangunan yang atapnya ambruk berusia kurang dari sepuluh tahun dan dikerjakan olah kontraktor. Dia memperkirakan, kualitas bangunan kurang bagus. Sebab, malah ambruk duluan.
Sebelum ambruk, atap tiga ruangan memang rapuh. Karena itu, tiga ruangan itu tak digunakan hampir sebulan.
Siswa kelas I, II, dan III, kemudian dipindah menempati ruangan siswa kelas IV, V, dan VI. Sementara siswa kelas IV, V, dan VI, belajar di luar kelas.
“Lokasinya belajarnya dekat dengan WC guru. Tapi teduh walaupun di ruang terbuka,” bebernya.
Pihak sekolah, menurut Samsul, sudah mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. Namun, hingga kini belum ada respons.
“Sudah diajukan perbaikannya ke Dinas Pendidikan. Tapi, belum ada respons. Misalnya dilihat atau yaapa, belum ada,” tambahnya.
Ia berharap tiga ruang kelas yang ambruk segera diperbaiki. Sehingga siswa kelas IV, V, dan VI yang saat ini belajar di luar ruangan, dapat kembali ke ruangan.
Jawa Pos Radar Bromo pun mencoba konfirmasi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Fahrur Rozi. Namun, sampai berita ini diturunkan, Rozi –panggilannya- belum merespons konfirmasi. (rpd/hn)