KANIGARAN, Radar Bromo – Menjelang dan memasuki tahun baru 2022, sejumlah harga komoditas bahan pokok di Kota Probolinggo terus merangkak naik. Karenanya, perlu penguatan kerja sama antardaerah untuk menjamin stabilitas harga dan kesinambungan pasokan bahan pokok.
Seperti diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Azka Subhan Aminurrido. Katanya, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Kota Probolinggo, sejumlah harga komoditas bahan pokok mulai merangkak naik.
“PIHPS ini aplikasi berbasis web yang menyediakan informasi harga 10 komoditas pangan. Selama ini memiliki kontribusi signifikan dalam pembentukan angka inflasi (strategis) berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia,” terangnya.
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga bahan pokok. Seperti harga cabai rawit yang saat ini meningkat Rp 37.500 per kilogram atau meningkat 92,59 persen dibandingkan harga pada 1 Desember 2021.
Melonjaknya harga cabai didorong oleh tingginya curah hujan. Selain itu, erupsi Gunung Semeru beberapa pekan lalu, juga berdampak terhadap tanaman cabai. Abu vulkanik menyebabkan banyak tanaman cabai rusak.
Harga telur ayam ras juga terpantau meningkat. Menurut peternak telur, kata Azka, harga telur naik juga dipicu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako Dinas Sosial. Bulan ini program ini menambah penyerapan kebutuhan antara 2 sampai 4 kali. Biasanya dilakukan sebulan sekali.
“Komoditas lainnya yang naik minyak goreng. Mengalami peningkatan sudah hampir dua bulan. Itu dipengaruhi kekurangan pasokan akibat krisis energi di negara Tiongkok dan India. Hal ini turut mengakselerasi laju peningkatan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia. Sehingga mendorong pengusaha CPO tanah air untuk melakukan ekspor CPO,” ungkapnya.