Sebab, kebocoran hanya terjadi di lantai dua. Yaitu di bagian samping. Sedangkan di lantai bawah relatif tidak ada kebocoran. Hanya rembesan air. Itu pun terjadi saat di lantai dua ada genangan. Namun, juga tidak sampai ke tempat imam di lantai bawah.
”Karena itu, lantai bawah aman dan dapat digunakan seperti biasa. Termasuk untuk kegiatan Ramadan. Sedangkan lantai dua dipakai saat salat Jumat saja,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR-Perkim Kota Probolinggo Setiorini Sayekti mengatakan, perbaikan atap masjid agung diperkirakan membutukan anggaran tidak sampai Rp 200 juta. Hanya sekitar Rp 125 juta.
”Secepatnya akan kami kerjakan perbaikan ini. Diperkirakan pengerjaannya hanya membutuhkan waktu tiga minggu,” terangnya. (mas/hn)
Sebab, kebocoran hanya terjadi di lantai dua. Yaitu di bagian samping. Sedangkan di lantai bawah relatif tidak ada kebocoran. Hanya rembesan air. Itu pun terjadi saat di lantai dua ada genangan. Namun, juga tidak sampai ke tempat imam di lantai bawah.
”Karena itu, lantai bawah aman dan dapat digunakan seperti biasa. Termasuk untuk kegiatan Ramadan. Sedangkan lantai dua dipakai saat salat Jumat saja,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR-Perkim Kota Probolinggo Setiorini Sayekti mengatakan, perbaikan atap masjid agung diperkirakan membutukan anggaran tidak sampai Rp 200 juta. Hanya sekitar Rp 125 juta.
”Secepatnya akan kami kerjakan perbaikan ini. Diperkirakan pengerjaannya hanya membutuhkan waktu tiga minggu,” terangnya. (mas/hn)
