MAYANGAN, Radar Bromo – Kegiatan pembangunan di Pemkot Probolinggo, tahun ini yang sudah masuk tender Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), cukup banyak. Hingga awal Oktober, ada sekitar 40 paket. Namun, satu paket gagal tender dan dua paket harus dilakukan tender ulang.
Dari data yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, dari 40 paket kegiatan yang masuk tender di LPSE Kota Probolinggo, ada delapan paket yang belum selesai tender. Dua paket di antaranya yang gagal dan ditender ulang. Yaitu, Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi BLUD (jaringan listrik) serta Belanja Suku Cadang Alat Kedokteran (X-Ray Mobile).
Anggaran kegiatan dua paket kegiatan ini melekat di RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Selebihnya paket kegiatan yang belum selesai, tahapannya ada yang masih masa sanggah dan penandatanganan kontrak maupun evaluasi administrasi.
Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Andung Tjahjono membenarkan, dari 40 paket pekerjaan yang masuk tender lelang di LPSE tidak semuanya selesai. Ada satu paket pekerjaan harus gagal lelang. Yakni, proyek di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berupa pembangunan SMPN 5 Probolinggo.
Menurutnya, proyek ini gagal tender karena dalam proses tender tidak ada peserta yang memenuhi syarat. Kemudian, masa evaluasi tender sudah memasuki bulan Juli, sehingga tidak dapat ditender ulang karena waktunya mepet.
“Pekerjaan rehab SMPN satu-satunya paket kegiatan yang gagal tender tahun ini. Kegiatan itu terkait sumber anggaran DAK (dana alokasi khusus), ada batasan waktu sampai 21 Juni harus sudah ada pemenang tendernya,” terangnya, Sabtu (1/10).