25.4 C
Probolinggo
Saturday, June 10, 2023

Akses Perlintasan Rel KA tanpa Palang di Banjarsari Sumberasih Dipersempit

SUMBERASIH, Radar Bromo – Penutupan perlintasan kereta api tanpa palang pintu di wilayah PT Kereta Api Indonesia Daop 9 Jember, mulai dirasakan warga efeknya. Di Dusun Brak, Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih, Kabupeten Probolinggo, kendaraan besar tidak bisa lagi melintas.

Penyebabnya, dibangun dua patok di dua arah yang biasa digunakan warga untuk menyeberang di rel tanpa palang pintu itu. Keberadaan patok inilah yang membatasi kendaraan besar melintasi rel. Sebab, akses jalan untuk menyeberangi rel menyempit.

Muhammad Saturi, 43, warga Dusun Brak mengatakan, sejumlah warga setempat mulai kesulitan melewati perlintasan kereta api tanpa paling pintu itu. Patok yang ada, menurutnya, membuat jalan menjadi lebih sempit dan menghambat kendaraan besar lewat.

Baca Juga:  Lagi, Tutup Perlintasan tanpa Palang di Sumberasih

Jalur lain selain jalan utama itu memang ada. Namun, kemungkinan besar jalan tersebut akan rusak bila dilewati kendaraan besar. Selain itu, bisa mengganggu permukiman warga.

“Memang ada jalan kecil di sebelah barat. Namun, kendaraan besar yang lewat akan mengganggu permukiman warga dan jalan bisa rusak,” tuturnya.

Saturi berharap dibuatkan pos penjaga kereta di sana. Dan bukannya menutup perlintasan tanpa palang pintu.

“Mending dibuatkan pos bukan jalan dipersempit seperti sekarang. Sebab, dahulu ada tulisan bahwasanya akan dibangun pos di pintu utama,” harapnya.

SUMBERASIH, Radar Bromo – Penutupan perlintasan kereta api tanpa palang pintu di wilayah PT Kereta Api Indonesia Daop 9 Jember, mulai dirasakan warga efeknya. Di Dusun Brak, Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih, Kabupeten Probolinggo, kendaraan besar tidak bisa lagi melintas.

Penyebabnya, dibangun dua patok di dua arah yang biasa digunakan warga untuk menyeberang di rel tanpa palang pintu itu. Keberadaan patok inilah yang membatasi kendaraan besar melintasi rel. Sebab, akses jalan untuk menyeberangi rel menyempit.

Muhammad Saturi, 43, warga Dusun Brak mengatakan, sejumlah warga setempat mulai kesulitan melewati perlintasan kereta api tanpa paling pintu itu. Patok yang ada, menurutnya, membuat jalan menjadi lebih sempit dan menghambat kendaraan besar lewat.

Baca Juga:  Pemilihan Ketua PGRI Sengit, Petahana Kembali Terpilih

Jalur lain selain jalan utama itu memang ada. Namun, kemungkinan besar jalan tersebut akan rusak bila dilewati kendaraan besar. Selain itu, bisa mengganggu permukiman warga.

“Memang ada jalan kecil di sebelah barat. Namun, kendaraan besar yang lewat akan mengganggu permukiman warga dan jalan bisa rusak,” tuturnya.

Saturi berharap dibuatkan pos penjaga kereta di sana. Dan bukannya menutup perlintasan tanpa palang pintu.

“Mending dibuatkan pos bukan jalan dipersempit seperti sekarang. Sebab, dahulu ada tulisan bahwasanya akan dibangun pos di pintu utama,” harapnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru