KADEMANGAN, Radar Bromo – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo mencatat, bulan Februari lalu, Kota Probolinggo mengalami deflasi 0,18 persen. Sementara, tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,27 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,71 persen.
Kepala BPS Kota Probolinggo Heri Sulistio mengatakan, dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, lima kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo.
“Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2022 secara umum menunjukkan adanya penurunan,” ujarnya dalam rilis kepada Jawa Pos Radar Bromo.
Heri menjelaskan, hasil pemantauan BPS di pasar tradisional dan pasar modern di Kota Probolinggo terjadi deflasi atau terjadi penurunan IHK dari 106,86 pada Januari 2022 menjadi 106,7 pada Februari 2022. Pemantauan dilakukan di Pasar Baru, Pasar Wonoasih, dan GM Hypermart.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks satu kelompok pengeluaran. Yaitu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,76 persen. Sedangkan, tiga kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen.
Lalu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,26 persen. Sementara, indeks tujuh kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan adalah kelompok pakaian dan alas kaki; kesehatan; transportasi, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok pendidikan; kelompok penyediaan makanan dan minuman.
“Beberapa komoditas yang harganya naik, di antaranya tempe, bawang merah, dan cabai merah. Yang turun ada minyak goreng dan cabai rawit,” jelas Heri.