24.9 C
Probolinggo
Friday, June 9, 2023

Konflik Tetangga di Jrebeng Kidul Berujung Damai, tapi Tembok Tak Dibongkar

Iwan usai mediasi mengakui, keluarganya memang membuat status di medsos facebook tentang kegiatan sosial yang digelar di rumah Sundriyati. Sebab, saat itu, kegiatan pemberian bansos yang dikoordinasi Sundriyati berlangsung lama. Sementara istrinya sedang sakit.

“Jadi, saat itu, ada kegiatan pembungkusan bansos mulai pukul 18.00 sampai pukul 01.00 dini hari. Lalu, dilanjutkan pembagian bansos esok harinya mulai pagi hingga siang. Sementara istri saya sakit. Mau negur juga tidak enak. Akhirnya memang ditulis di medsos,” tuturnya.

Lalu, tiba-tiba, dibangun tembok dekat rumahnya. Iwan pun mengaku tidak masalah dengan pembangunan tembok itu. Sebab, tidak mengganggu aktivitasnya.

“Mau dibongkar atau tidak terserah yang menembok kan. Yang jelas saya sepakat ada pengaturan atau jadwal pembagian bansos. Sehingga tidak terlalu menumpuk,” ungkapnya.

Baca Juga:  Berseteru dengan Tetangga Picu Bangun Tembok, Ini Kata Camat Wonoasih

Sementara, Sundriyati mengaku lega dengan adanya solusi bersama itu. Namun, dalam mediasi itu tidak diputuskan agar tembok dibongkar. Sundriyati sendiri tidak akan membongkar tembok itu. Alasannya, masih ada dua jalan lain ke arah utara dan selatan untuk mengakses Jalan KH Ilyas.

“Untuk temboknya biar sudah, dak usah dibongkar. Kan masih ada jalan. Yang jelas sesuai kesepakatan pembagian bansos tidak dilakukan di rumah saya lagi,” beber perempuan yang juga ketua Rumah Pangan Kita (RPK) di Kelurahan Jrebeng Kidul.

Kapolsek Wonoasih AKP Sumardjo menambahkan, sebetulnya hanya butuh keiklasan dalam masalah ini. Lagi pula, kegiatan yang dilakukan Sundriyati merupakan kegiatan sosial yang tidak untuk keuntungan pribadi.

Baca Juga:  Anggaran Operasional PD Pontren Kota Probolinggo Terjun Bebas

Iwan usai mediasi mengakui, keluarganya memang membuat status di medsos facebook tentang kegiatan sosial yang digelar di rumah Sundriyati. Sebab, saat itu, kegiatan pemberian bansos yang dikoordinasi Sundriyati berlangsung lama. Sementara istrinya sedang sakit.

“Jadi, saat itu, ada kegiatan pembungkusan bansos mulai pukul 18.00 sampai pukul 01.00 dini hari. Lalu, dilanjutkan pembagian bansos esok harinya mulai pagi hingga siang. Sementara istri saya sakit. Mau negur juga tidak enak. Akhirnya memang ditulis di medsos,” tuturnya.

Lalu, tiba-tiba, dibangun tembok dekat rumahnya. Iwan pun mengaku tidak masalah dengan pembangunan tembok itu. Sebab, tidak mengganggu aktivitasnya.

“Mau dibongkar atau tidak terserah yang menembok kan. Yang jelas saya sepakat ada pengaturan atau jadwal pembagian bansos. Sehingga tidak terlalu menumpuk,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pensiunan Dishub Kota Probolinggo Ditemukan Meninggal di Rumah

Sementara, Sundriyati mengaku lega dengan adanya solusi bersama itu. Namun, dalam mediasi itu tidak diputuskan agar tembok dibongkar. Sundriyati sendiri tidak akan membongkar tembok itu. Alasannya, masih ada dua jalan lain ke arah utara dan selatan untuk mengakses Jalan KH Ilyas.

“Untuk temboknya biar sudah, dak usah dibongkar. Kan masih ada jalan. Yang jelas sesuai kesepakatan pembagian bansos tidak dilakukan di rumah saya lagi,” beber perempuan yang juga ketua Rumah Pangan Kita (RPK) di Kelurahan Jrebeng Kidul.

Kapolsek Wonoasih AKP Sumardjo menambahkan, sebetulnya hanya butuh keiklasan dalam masalah ini. Lagi pula, kegiatan yang dilakukan Sundriyati merupakan kegiatan sosial yang tidak untuk keuntungan pribadi.

Baca Juga:  Berseteru dengan Tetangga Picu Bangun Tembok, Ini Kata Camat Wonoasih

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru