PASURUAN, Radar Bromo – Angka kemiskinan di Kabupaten Pasuruan tiga tahun terakhir terus menurun. Pemkab mengklaim penurunan angka kemiskinam tersebut lantaran percepatan pertumbuhan ekonomi di daerahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan, pada 2020, angka kemiskinan 9,26 persen. Pada 2021, jumlah itu naik menjadi 9,70 persen. Dan tahun lalu, angkanya kembali turun menjadi 8,98. Dengan garis kemiskinan sekitar Rp 394.016 per kapita.
Pemkab sendiri menyambut baik turunnya angka kemiskinan itu. Sebab, hal itu tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan pemkab selama ini.
Sekda Kabupaten Pasuruan Yuda Triwidya Sasongko mengatakan, banyak faktor yang memengaruhi turunnya angka kemiskinan di daerahnya. Meskipun, pada masa Covid-19 sempat naik.
“Dalam masa Covid-19 itu sempat naik. Tapi, pada tahun lalu saat pandemi sudah melandai, angka kemiskinan berhasil kami turunkan, ” katanya.
Yuda mengaku, pertama faktor yang memengaruhi turunnya angka kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan tingkat pendapatan dan pengeluaran per kapita penduduk meningkat. Sehingga, tingkat kesejahteraan juga meningkat. “Pertumbuhan ekonomi kami cukup bagus,” katanya.
Kemudian, terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Pada 2021, TPT mencapai 6,03 persen dari jumlah penduduk angkatan kerja. Jumlah itu turun menjadi 5,91 persen atau setara dengan 54.113 orang yang masih menganggur.