29.5 C
Probolinggo
Thursday, June 1, 2023

Rekor, Sehari 125 Kasus Positif Covid di Kota Pasuruan

PANGGUNGREJO, Radar Bromo – Kasus konfirmasi atau positif Covid-19 di Kota Pasuruan masih tinggi. Bahkan, Selasa (27/7) ada 125 kasus positif baru di kota. Namun, Satgas Covid-19 Kota Pasuruan menyebut, jumlah itu fluktuatif.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pasuruan Kokoh Arie Hidayat menyatakan, jumlah (kasus covid harian) mencapai 125 orang merupakan angka tertinggi selama masa pandemi di Kota Pasuruan. Meski begitu, angka itu fluktuatif.

“Betul mencapai 125 kasus positif pada hari Selasa. Tapi, itu fluktuatif. Artinya, angka itu naik turun. Selasa memang tembus di atas 100, tapi sehari sebelumnya di bawah 50 kasus,” ungkap Kokoh.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan, pada Senin (26/7), kasus positif Covid 19 ada empat. Lalu Selasa (27/7), ada 125 kasus positif. Sementara Rabu (28/7), kasus positif 46 orang.

Baca Juga:  Kota-Kab Pasuruan Masuk Level 2, Ini Sejumlah Kelonggarannya

Kokoh menjelaskan, Kota Pasuruan sedang meningkatkan jumlah tracing sesuai standar. Karena itu, tracing dan testing yang dilakukan menghasilkan temuan kasus positif yang cukup besar pada hari Selasa.

Apalagi, virus Covid-19 varian delta memang penularannya cukup cepat. Sehingga, jumlah pasien positif naik.

Di sisi lain, kasus positif bisa meningkatkan risiko kematian kalau penanganannya terlambat. Utamanya kalau terlambat membawa pasien ke tempat pelayanan kesehatan. Sebab, pasien positif yang dibawa ke rumah sakit rata-rata terlambat kondisinya. Contohnya, memiliki saturasi di bawah 80 atau 90.

Satgas Covid pun rutin melakukan 3T yakni tracing, testing, dan treatment secara maksinal. Termasuk membatasi mobilitas warga. Saat ini, yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menangani Covid dan tidak boleh hanya tergantung pada satgas.

Baca Juga:  Cerita Warga Trajeng Sembuh dari Covid: Tak Malu karena Bukan Aib

“Peran masyarakat harus lebih dominan. Seperti taat pada protokol kesehatan. Kami lihat memang sudah ada peningkatan kepedulian, namun belum cukup maksimal,” terang Kokoh. (riz/hn)

PANGGUNGREJO, Radar Bromo – Kasus konfirmasi atau positif Covid-19 di Kota Pasuruan masih tinggi. Bahkan, Selasa (27/7) ada 125 kasus positif baru di kota. Namun, Satgas Covid-19 Kota Pasuruan menyebut, jumlah itu fluktuatif.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pasuruan Kokoh Arie Hidayat menyatakan, jumlah (kasus covid harian) mencapai 125 orang merupakan angka tertinggi selama masa pandemi di Kota Pasuruan. Meski begitu, angka itu fluktuatif.

“Betul mencapai 125 kasus positif pada hari Selasa. Tapi, itu fluktuatif. Artinya, angka itu naik turun. Selasa memang tembus di atas 100, tapi sehari sebelumnya di bawah 50 kasus,” ungkap Kokoh.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan, pada Senin (26/7), kasus positif Covid 19 ada empat. Lalu Selasa (27/7), ada 125 kasus positif. Sementara Rabu (28/7), kasus positif 46 orang.

Baca Juga:  75 Persen Siap, Paud-SD-SMP di Kota Pasuruan Masuk setelah Lebaran

Kokoh menjelaskan, Kota Pasuruan sedang meningkatkan jumlah tracing sesuai standar. Karena itu, tracing dan testing yang dilakukan menghasilkan temuan kasus positif yang cukup besar pada hari Selasa.

Apalagi, virus Covid-19 varian delta memang penularannya cukup cepat. Sehingga, jumlah pasien positif naik.

Di sisi lain, kasus positif bisa meningkatkan risiko kematian kalau penanganannya terlambat. Utamanya kalau terlambat membawa pasien ke tempat pelayanan kesehatan. Sebab, pasien positif yang dibawa ke rumah sakit rata-rata terlambat kondisinya. Contohnya, memiliki saturasi di bawah 80 atau 90.

Satgas Covid pun rutin melakukan 3T yakni tracing, testing, dan treatment secara maksinal. Termasuk membatasi mobilitas warga. Saat ini, yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menangani Covid dan tidak boleh hanya tergantung pada satgas.

Baca Juga:  Tak Kenakan Masker, Rombongan Ziarah Wali Disanksi Nyanyi

“Peran masyarakat harus lebih dominan. Seperti taat pada protokol kesehatan. Kami lihat memang sudah ada peningkatan kepedulian, namun belum cukup maksimal,” terang Kokoh. (riz/hn)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru