GADINGREJO, Radar Bromo – Panen rezeki. Inilah yang dirasakan sebagian perajin mebeler di Kota Pasuruan, saat momen Ramadan. Hampir tiap kali menjelang Lebaran, para perajin mebeler kebanjiran order. Mereka kini bisa bernafas lega, karena
pesanan kerajinan mereka naik dua kali lipat dibanding Ramadan tahun lalu.
Mereka bahkan merasa kewalahan mengerjakan banyaknya pesanan tersebut. Tilik saja Syaiful alias Slamet, 30, pengusaha muda mebel asal Kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo. Dia mengungkapkan, membludaknya pesanan tersebut terjadi sejak beberapa pekan sebelum bulan Ramadan. Produksi kursi sofa miliknya ini ramai diminati banyak konsumen.
Dalam kurun hampir sebulan saja orderan yang diterimanya mencapai seratusan set jumlahnya. Akibatnya, pria yang sudah lebih empat tahun bergelut di bidang usaha ini, mengaku kuwalahan. Bersama lima belas pekerjanya, ia terpaksa kerja sampai malam.
“Alhamdulillah, Ramadan tahun ini pesanan bisa naik dua kali lipat bahkan lebih jika dibanding ramadan tahun kemarin. Kami terpaksa menyiasatinya dengan cara lembur,” ungkapnya saat ditemui di rumah produksinya Selasa (27/4) malam.
Menurutnya, kenaikan pesanan itu terjadi akibat dampak awal pandemi yang terjadi pada musim tahun lalu. Kondisi itu menjadi kendala lantaran sebagian besar daerah di Indonesia saat itu tengah ketat memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.
Kursi sofa miliknya dijual dengan harga bervariatif. Tergantung dari bahan dan model itu sendiri. Untuk satu set kursi sofa ia jual antara Rp 3,5-Rp 6,5 juta. Barang-barang tersebut tak hanya laku di pasaran lokal saja. Tapi juga tembus sampai luar daerah hingga luar pulau. Pesanan luar pulau terbanyak adalah Sumbawa (NTB), Maumere (NTT) dan juga Irian Jaya.
Senada diutarakan Sutrisno. Pengusaha mebeler asal Kelurahan Sebani ini mengaku, melonjaknya pesanan terasa sejak dua minggu sebelum bulan puasa. Saking banyaknya pesanan ia bahkan sampai melemparkan sebagian pesanan itu ke perajin lain.
Berbeda dengan Syaiful yang spesialis mengerjakan kursi sofa, Sutrisno lebih memilih pesanan kursi model minimalis. Seperti, kursi gajah, kursi Hongkong maupun kursi model Syahrini. Ia juga hanya melayani pesanan konsumen lokal dan antar kota saja. Yakni, Malang, Tulungagung, Blitar, Jember, Surabaya dan Sidaorjo.
“Jadi yang paling ramai pesanan mebel jelang Lebaran ini adalah jenis kursi untuk ruang tamu. Banyaknya pesanan yang ada membuat kami terpaksa lembur sampai larut malam,” kata Sutrisno.
Dari penulusuran Jawa Pos Radar Bromo, di sejumlah daerah kantong-kantong industri kerajinan mebel banyak pengrajin yang lebur saat malam hari. Di antaranya di sejumlah titik di kecamatan Gadingrejo yaitu Kelurahan Bukir, Sebani, Krapyakrejo, Petahunan, Randusari, Gentong. (ube/fun)