PASURUAN, Radar Bromo – PMI Kabupaten Pasuruan tidak pernah menyetok plasma darah konvalesen selama pandemi Covid-19. Sebab, PMI tidak punya alat untuk donor konvalesen.
Humas PMI Kabupaten Pasuruan Soni Sumarsono menjelaskan, ada alat khusus untuk donor plasma darah konvalesen. Dan sampai saat ini, pihaknya belum punya. Jika butuh, maka PMI mengambil dari Sidoarjo.
“Stoknya tidak pernah ada di sini. Selama ini kami mengantarkan para pendonor ke lokasi yang memiliki alat untuk donor konvalesen. Untuk Pasuruan yang paling dekat ke Sidoarjo,” katanya.
Saat ini menurutnya, stok plasma darah konvalesen di seluruh Jawa Timur sedang kosong per 23 Juni. “Kosong semuanya,” tandasnya.
Meskipun begitu, pihaknya memiliki grup whatsapp para survivor Covid-19. Bahkan, ada beberapa grup. Saat ada yang membutuhkan donor kovalesen, maka langsung diumumkan di grup tersebut.
“Kami sebutkan golongan darahnya apa. Dan yang siap donor siapa saja,” jelasnya.
Cara ini mempermudah untuk mendapat donor konvalesen. Saat ada yang bisa, maka pihaknya akan mengontak pihak Sidoarjo untuk screening awal. Kalau cocok, langsung dijadwalkan pengambilan plasma darah konvalesen.
“Tidak bisa langsung. Harus inden dulu. Biasanya tiga harian itu baru bisa,” tandasnya.
Di sisi lain, tidak semua orang bisa mendonorkan plasma darah konvalesen. Untuk laki laki semuanya bisa. Sedangkan untuk perempuan hanya orang tertentu. Di antaranya, yang masih single atau sudah bersuami tapi belum punya anak.
“Perempuan yang sudah punya anak tidak bisa. Sebab, daya tahan tubuh mereka naik turun,” ungkapnya.
Sementara itu, upaya penyembuhan pasien Covid-19 di Kota Pasuruan juga dilakukan dengan terapi plasma konvalesen. Yakni mentransfusi plasma darah milik pasien yang telah sembuh atau penyintas Covid-19 kepada pasien yang terpapar.
Akan tetapi, pelayanan donor plasma darah konvalesen tidak dilakukan di Kota Pasuruan. Sebab, Kota Pasuruan juga belum memiliki alat yang dibutuhkan untuk donor plasma darah konvalesen.
“Memang ada terapi plasma, diterapkan di sini. Tetapi untuk produksi plasma sampai sekarang Pasuruan belum bisa. Kami bekerja sama dengan Sidoarjo dan Surabaya,” terang Kepala Dinkes Kota Pasuruan dr. Shierly Marlena.
Apalagi terapi plasma tidak diterapkan bsgi seluruh pasien. Namun hanya untuk pasien yang kondisinya sudah parah.
“Kalau parah, baru dilakukan terapi plasma. Bisa karena memiliki komorbid yang masuk ICU dengan ventilator. Penanganannya dibantu dengan terapi plasma,” jelasnya.
Karena itulah, pihaknya tak menyediakan plasma darah setiap saat. Melainkan disesuaikan dengan kebutuhan saja. “Jadi begitu membutuhkan kami kontak ke PMI Sidoarjo dan Surabaya,” pungkas Shierly. (sid/tom/hn)