Warga Grati Bosan Sambat Kebanjiran, Anggap Belum Ada Langkah Nyata
DITERJANG AIR: Tanggul sungai jebol di Kedawungkulon sehingga air bah meluap ke rumah-rumah warga di Kedawung Kulon dan Kedawung Wetan. (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
GRATI, Radar Bromo – Banjir merendam lagi empat desa di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan. Warga pun pasrah. Sebab, keluhan mereka tentang dampak dan penderitaan setiap kali terjadi banjir belum teratasi.
Banjir masih melanda Desa Plososari, Desa Kalipang, Desa Kedawung Kulon, dan Desa Kedawung Wetan. Selama ini, Desa Kedawung Kulon dan Wetan memang ”langganan” banjir.
Air meluap saat warga sedang tertidur terlelap. Jumat (25/3) sekitar pukul 00.00. Sejak petang, Kecamatan Grati memang dilanda hujan deras. Waktunya pun lama. Akibatnya, sungai yang melewati empat desa tersebut tak mampu menampung volume dan derasnya air.
GANGGU AKTIVITAS: Warga Kedawung harus melepas sandal saat menuju masjid untuk salat Jumat (25/3). (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
Warga pun hanya bisa pasrah. Mereka mengaku sudah pasrah dan tak risau lagi. Sebab, air bah sudah rutin datang ke desa itu. Mengeluh, bagi mereka hanya akan bikin sakit hati. Keluhan demi keluhan sudah tersampaikan saat banjir-banjir terdahulu. Tapi, yang belum ada adalah solusinya yang nyata.
“Ya pasrah. Mau bagaimana lagi. Mengeluh tidak akan membuat banjir tidak datang lagi ke desa kami. Kami sudah bosan ngeluh,” kata salah seorang warga Kedawung Kulon, Yudi, 40.
Hingga kemarin (25/3), air masih meredam Kedawung Kulon dan Kedawung Wetan. Tinggi air mencapai 40 sentimeter. Ini sudah dianggap surut. Sebab, sebelumnya di Dusun Kebrukan, Kedawung Kulon, tinggi air mencapai seleher orang dewasa.
GRATI, Radar Bromo – Banjir merendam lagi empat desa di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan. Warga pun pasrah. Sebab, keluhan mereka tentang dampak dan penderitaan setiap kali terjadi banjir belum teratasi.
Banjir masih melanda Desa Plososari, Desa Kalipang, Desa Kedawung Kulon, dan Desa Kedawung Wetan. Selama ini, Desa Kedawung Kulon dan Wetan memang ”langganan” banjir.
Air meluap saat warga sedang tertidur terlelap. Jumat (25/3) sekitar pukul 00.00. Sejak petang, Kecamatan Grati memang dilanda hujan deras. Waktunya pun lama. Akibatnya, sungai yang melewati empat desa tersebut tak mampu menampung volume dan derasnya air.
GANGGU AKTIVITAS: Warga Kedawung harus melepas sandal saat menuju masjid untuk salat Jumat (25/3). (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
Warga pun hanya bisa pasrah. Mereka mengaku sudah pasrah dan tak risau lagi. Sebab, air bah sudah rutin datang ke desa itu. Mengeluh, bagi mereka hanya akan bikin sakit hati. Keluhan demi keluhan sudah tersampaikan saat banjir-banjir terdahulu. Tapi, yang belum ada adalah solusinya yang nyata.
“Ya pasrah. Mau bagaimana lagi. Mengeluh tidak akan membuat banjir tidak datang lagi ke desa kami. Kami sudah bosan ngeluh,” kata salah seorang warga Kedawung Kulon, Yudi, 40.
Hingga kemarin (25/3), air masih meredam Kedawung Kulon dan Kedawung Wetan. Tinggi air mencapai 40 sentimeter. Ini sudah dianggap surut. Sebab, sebelumnya di Dusun Kebrukan, Kedawung Kulon, tinggi air mencapai seleher orang dewasa.