PASURUAN, Radar Bromo – Kasus Covid-19 terus melonjak di Kota Pasuruan. Perkembangan tersebut membuat Satgas Covid-19 di kota ini harus memperketat lagi mobilitas warganya. Sebab, Kota Pasuruan kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.
Kenaikan jumlah kasus itu juga menuntut Pemkot Pasuruan menyediakan tempat isolasi terpadu (isoter) yang layak. Persentase pasien yang terpapar Covid-19 dan kemudian sembuh jauh lebih tinggi.
Sejak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, tercatat 4.623 orang terpapar virus itu di Kota Pasuruan. Dan, 4.104 di antaranya dinyatakan sembuh. Sedangkan yang meninggal 258 orang.
Hingga kemarin (24/2), total kasus aktif tercatat mencapai 261 orang. Rata-rata memang tidak mengalami gejala cukup berat. Sehingga mereka hanya diarahkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr Shierly Marlena mengungkapkan, ada 158 pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri saat ini. Dia memastikan, mereka yang menjalani isolasi mandiri tetap dipantau Satgas Penanganan Covid-19.
Mobilitasnya benar-benar dibatasi agar tidak menimbulkan penularan Covid-19. Di sisi lain, Pemkot Pasuruan juga memastikan kebutuhan makanan pasien isolasi mandiri terpenuhi. Termasuk, kebutuhan suplemen.
Tercatat pula, pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit hingga kemarin ada 60 orang. Mereka yang isolasi di tempat isolasi terpadu sebanyak 43 orang. Shierly menyebutkan, Dinkes kini harus menambah tempat isolasi terpadu. Agar penanganan pasien bisa lebih optimal.
”Ada penambahan tempat isolasi terpadu di Purworejo dan Karangketug,” kata Shierly.
Pemkot Pasuruan memanfaatkan gedung kantor kelurahan di dua wilayah tersebut sebagai tempat isolasi terpadu. Khusus di Kelurahan Karangketug, tempat isolasi terpadu menggunakan gedung baru bakal kantor kelurahan. Sedangkan tempat isolasi terpadu yang lama, di kantor Kecamatan Bugul Kidul, tetap dipakai.
”Jadi, sekarang ada tiga tempat isolasi terpadu,” katanya. (tom/far)