PASURUAN, Radar Bromo – Banjir dan genangan air masih mengancam jalan nasional Surabaya—Banyuwangi di wilayah Kota Pasuruan. Pemicunya, kapasitas saluran drainase yang tidak mampu menampung debit air maupun luapan sungai. Khususnya, sepanjang ruas Jalan Soekarno-Hatta. Tepatnya, kawasan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali telah mengusulkan pembuatan saluran drainase di Jalan Soekarno-Hatta itu. Drainase yang melintang (cross drain) jalan dinilai kurang lebar dan kurang dalam.
Ada tiga titik yang diusulkan untuk dilebarkan. Yakni, titik km 57+700, km 58+600, dan km 59+650. Rencana pelebaran bakal dilakukan pada 2022 jika usul BBPJN diterima Kementerian PUPR.
Selama ini, wilayah Karangketug sering tergenang air, bahkan banjir, saat hujan lebat dalam waktu berjam-jam. Belum lagi jika sungai di sisi barat SPBU Karangketug meluap ke jalan. Jalan raya terendam sejak pom bensin hingga batas kota. Tinggi air berkisar 60 cm hingga 100 cm. Sehingga jalan nasional pun lumpuh.
Banjir itu pernah membuat aktivitas 592 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, lumpuh. Banjir baru surut hingga berjam-jam. Akibatnya, pelayanan publik terganggu. Mapolsek Gadingrejo, Kantor Bulog Subdrive Malang, Kecamatan Gadingrejo, hingga Kantor Uji Kir tergenang air.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBPJN Jatim-Bali Adi Rosadi menyatakan telah mengajukan program pelebaran cross drain itu ke pemerintah pusat. Lokasinya berada di tiga titik sesuai yang diusulkan Pemkot Pasuruan. Yakni, sisi barat Rumah Makan Kurnia, sisi barat SPBU Karangketug, serta sisi barat Toko Roti Matahari.
”Kami sudah mengusulkan ke Kementerian PUPR agar bisa masuk tahun anggaran 2022. Pengerjaannya tentu berdasar anggaran yang turun. Semoga dapat atensi agar bisa segera ada penanganan,” ungkap Rosadi.