PASURUAN, Radar Bromo– Potensi bencana yang terjadi di Kota Pasuruan semakin kecil. Hal itu terlihat dari indeks risiko bencana (IRB) yang terus menurun secara konsisten. Data tersebut juga terbukti dari minimnya bencana banjir akibat luapan dari tiga sungai yang melintasi perkotaan.
Selama ini banjir memang selalu menjadi momok ketika musim hujan. Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat hanya sekali kejadian banjir selama musim hujan. Yakni pada 16 sampai 17 Februari di lingkungan Karangasem, Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo.
“Data IRB menunjukkan penurunan yang cukup konsisten,” kata Samsul Hadi, Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan.
Pada 2022, IRB Kota Pasuruan berada di angka 108,08. Termasuk dalam kategori sedang. Penurunan risiko bencana tercatat sejak 2019. Bila melihat data BPBD Jawa Timur, IRB kota yang membawahi empat kecamatan ini pernah tergolong tinggi. Yakni pada 2015 hingga 2018. Dengan skor IRB 158,40.
Samsul yakin penurunan IRB valid. Sesuai dengan kondisi ril di lapangan. Mengingat penilaian IRB dilakukan secara obyektif oleh BPBD Jawa Timur. “Jadi angka tersebut bukan kami yang mengeluarkan. Ada parameter-parameter yang penilaiannya dari BPBD provinsi,” ujarnya.
Kendati demikian, Samsul tak memungkiri jika masih terdapat wilayah-wilayah yang memiliki potensi risiko bencana tinggi. Terutama banjir. Dari 34 kelurahan, tercatat ada 5 kelurahan yang memiliki risiko tinggi dilanda banjir. Meliputi kelurahan Bakalan, Karangketug, Kebonsari, Pekuncen dan Petamanan.
“Tentunya mencakup wilayah yang berdekatan dengan aliran sungai,” ungkapnya.