Perbaiki Saluran Air dan Dukung Hasil Olahan Ikan Andalan Desa Mlaten

DARI segi geografis, Desa Mlaten didominasi kawasan pesisir. Letaknya di utara Kabupaten Pasuruan. Desa Mlaten memiliki hasil tangkapan ikan yang cukup melimpah. Hasil laut kini banyak diolah. Di antaranya olahan pemindangan dan pengasapan ikan yang sudah dikenal luas. Bahkan, jadi mata pencaharian yang banyak digeluti warga setempat.

Lebih dari 50 persen mata pencaharian masyarakat di Mlaten dari sektor perikanan. Sekarang, ada 50 kepala keluarga (KK) yang juga menggeluti usaha olahan ikan yaitu pemindangan dan pengasapan. Produk ikan pindang dan olahan pengasapan banyak dikirim sampai ke luar daerah yaitu Jombang, Malang, sampai Surabaya.

Saat pandemi, sektor perikanan ikut terdampak. Namun, di awal tahun 2022, geliat ekonomi juga mulai tumbuh. Seiring berjalan waktu, diharapkan bisa kembali normal seperti sedia kala.

Desa yang dipimpin Mohammad Abdillah ini, juga mencoba bangkit. Di tahun 2022, anggaran desa juga masih banyak digunakan untuk penanganan Covid-19. Begitu juga pemberian bantuan kepada warga terdampak. Sehingga masih banyak rencana pembangunan yang tertunda.

“Namun, ada beberapa perbaikan fisik yang kami lakukan. Utamanya untuk saluran pembuangan air (SPA). Tujuannya, agar saat musim hujan, air tidak sampai meluber dan terjadi genangan,” ungkap Abdillah.

DARI segi geografis, Desa Mlaten didominasi kawasan pesisir. Letaknya di utara Kabupaten Pasuruan. Desa Mlaten memiliki hasil tangkapan ikan yang cukup melimpah. Hasil laut kini banyak diolah. Di antaranya olahan pemindangan dan pengasapan ikan yang sudah dikenal luas. Bahkan, jadi mata pencaharian yang banyak digeluti warga setempat.

Lebih dari 50 persen mata pencaharian masyarakat di Mlaten dari sektor perikanan. Sekarang, ada 50 kepala keluarga (KK) yang juga menggeluti usaha olahan ikan yaitu pemindangan dan pengasapan. Produk ikan pindang dan olahan pengasapan banyak dikirim sampai ke luar daerah yaitu Jombang, Malang, sampai Surabaya.

Saat pandemi, sektor perikanan ikut terdampak. Namun, di awal tahun 2022, geliat ekonomi juga mulai tumbuh. Seiring berjalan waktu, diharapkan bisa kembali normal seperti sedia kala.

Desa yang dipimpin Mohammad Abdillah ini, juga mencoba bangkit. Di tahun 2022, anggaran desa juga masih banyak digunakan untuk penanganan Covid-19. Begitu juga pemberian bantuan kepada warga terdampak. Sehingga masih banyak rencana pembangunan yang tertunda.

“Namun, ada beberapa perbaikan fisik yang kami lakukan. Utamanya untuk saluran pembuangan air (SPA). Tujuannya, agar saat musim hujan, air tidak sampai meluber dan terjadi genangan,” ungkap Abdillah.