29.2 C
Probolinggo
Tuesday, May 30, 2023

Masih Ada Kasus Stunting di Kota Pasuruan, Jumlahnya Segini

PASURUAN, Radar Bromo – Kasus stunting perlu mendapat perhatian serius. Bila tidak, akan mempengaruhi tumbuh kembang si anak. Bahkan, dampaknya bisa berlanjut hingga pengidapnya sudah dewasa. Pemkot Pasuruan menaruh perhatian khusus agar kasus stunting tidak bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr Shierly Marlena mengaku berupaya mencegah terjadinya kasus baru stunting dengan gerakan yang masif. Seluruh puskesmas dan kader kesehatan dilibatkan. Bahkan pencegahan tidak hanya dimulai dari bayi yang sudah lahir.

“Tetapi juga memantau perkembangan remaja-remaja putri, memastikan asupan vitaminnya,” kata Shierly.

Dia berujar, mencegah terjadinya kasus baru stunting memang perlu dilakukan sejak dini. Selain dilakukan terhadap remaja-remaja perempuan, upaya mencegah kasus stunting juga masih dilanjutkan terhadap calon pengantin. Mereka harus dipastikan kondisinya sehat. Agar bayi yang dilahirkan nanti normal dan sehat.

Baca Juga:  Di Kota Pasuruan, Angka Kemiskinan Naik, Begini Kata Gus Ipul

Sebab, kasus stunting juga bisa terjadi karena faktor genetik. Karena itu, memantau kesehatan ibu hamil juga sangat penting. Agar bayi yang dilahirkan memiliki berat badan dan tinggi yang normal. Bayi dikatakan stunting apabila tubuhnya lebih kerdil dari perkembangan yang seharusnya sesuai usia bayi tersebut.

“Faktor genetik memang ada, tetapi lebih kecil. Yang paling utama dipicu karena kekurangan gizi kronis,” ungkap dia.

Karena itu, pemantauan seribu hari pertama kehidupan juga menjadi prioritas terhadap bayi-bayi yang baru dilahirkan. Menurutnya, asupan gizi bayi yang baru lahir sangat penting untuk menghindari stunting. Sebab bayi stunting nantinya memiliki kemampuan otak yang di bawah bayi normal.

Baca Juga:  Harga Kebutuhan Bumbu Dapur di Kota Pasuruan Masih Fluktuatif

PASURUAN, Radar Bromo – Kasus stunting perlu mendapat perhatian serius. Bila tidak, akan mempengaruhi tumbuh kembang si anak. Bahkan, dampaknya bisa berlanjut hingga pengidapnya sudah dewasa. Pemkot Pasuruan menaruh perhatian khusus agar kasus stunting tidak bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr Shierly Marlena mengaku berupaya mencegah terjadinya kasus baru stunting dengan gerakan yang masif. Seluruh puskesmas dan kader kesehatan dilibatkan. Bahkan pencegahan tidak hanya dimulai dari bayi yang sudah lahir.

“Tetapi juga memantau perkembangan remaja-remaja putri, memastikan asupan vitaminnya,” kata Shierly.

Dia berujar, mencegah terjadinya kasus baru stunting memang perlu dilakukan sejak dini. Selain dilakukan terhadap remaja-remaja perempuan, upaya mencegah kasus stunting juga masih dilanjutkan terhadap calon pengantin. Mereka harus dipastikan kondisinya sehat. Agar bayi yang dilahirkan nanti normal dan sehat.

Baca Juga:  Wuzzz, Kanopi Tempat Parkir di Pemkot Pasuruan Ambruk

Sebab, kasus stunting juga bisa terjadi karena faktor genetik. Karena itu, memantau kesehatan ibu hamil juga sangat penting. Agar bayi yang dilahirkan memiliki berat badan dan tinggi yang normal. Bayi dikatakan stunting apabila tubuhnya lebih kerdil dari perkembangan yang seharusnya sesuai usia bayi tersebut.

“Faktor genetik memang ada, tetapi lebih kecil. Yang paling utama dipicu karena kekurangan gizi kronis,” ungkap dia.

Karena itu, pemantauan seribu hari pertama kehidupan juga menjadi prioritas terhadap bayi-bayi yang baru dilahirkan. Menurutnya, asupan gizi bayi yang baru lahir sangat penting untuk menghindari stunting. Sebab bayi stunting nantinya memiliki kemampuan otak yang di bawah bayi normal.

Baca Juga:  Ada Transisi Perizinan, IMB di Kota Pasuruan Tetap Berlaku

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru