PASURUAN, Radar Bromo – Sebagian besar nelayan Kota Pasuruan terpaksa tak melaut dalam beberapa waktu terakhir. Ada masalah krusial sehingga mereka harus libur mencari ikan. Yaitu, kesulitan bahan bakar.
Sudah sekitar dua pekan terakhir para nelayan sulit mengakses solar. Padahal, bahan bakar jenis itu sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas nelayan. ”Kalau dihitung, kebutuhan seluruh nelayan dalam sehari kurang lebih 15 ton,” kata Gatot Hartowo, ketua Rukun Nelayan Kota Pasuruan, Sabtu (18/6).
Menurut Gatot, setiap kapal dengan kapasitas 8 hingga 10 nelayan memerlukan sedikitnya 100 liter solar dalam setiap melaut. Sedangkan jumlah nelayan se-Kota Pasuruan mencapai 2.070 orang. Sebagian besar nelayan sekarang tidak melaut. Sebab, kapal yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar.
”Sekarang semakin sulit nelayan mengakses pasokan solar,” kata Gatot.
Pembelian bahan bakar di salah satu SPBU di Kecamatan Gadingrejo dibatasi. Nelayan akhirnya mencari akses di dua SPBU di Kecamatan Bugul Kidul. Tapi, hal itu tidak banyak mengubah keadaan. Sebab, ketersediaan solar di dua SPBU tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan nelayan setiap hari.
”Tidak cukup dengan kebutuhan nelayan. Makanya sekarang banyak yang terpaksa libur karena tidak dapat solar,” kata Gatot.
Selama tidak melaut, sejumlah nelayan memilih membenahi perlengkapan mereka dalam mencari ikan. Misalnya, Abdullah, nelayan asal Ngemplakrejo yang sudah beberapa hari terakhir membenahi jaring. Dia berharap segera mendapat solusi soal ketersediaan solar. (tom/far)