PASURUAN, Radar Bromo – Harga cabai rawit di sejumlah Pasar tradisional di Kota Pasuruan kian “pedas”. Kemarin, harga cabai rawit per kilogramnya tembus Rp 100 ribu.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Bromo di Pasar Kebonagung, harga cabai rawit di pasar setempat mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya. Sebelumnya, sekitar Rp 80 ribu. Kenaikan juga terjadi pada cabai merah besar kemarin (17/2) harganya mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya Rp 35 ribu.
Selain cabai rawit, harga bawang merah juga mengalami kenaikan. Saat ini harga bawang merah per kilogramnya mencapai Rp 40 ribu. Atau naik Rp 5 ribu dibanding sebelumnya. Bawang putih per kilogramnya juga naik jadi Rp 28 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp20 ribu.
Salah seorang pedagang pasar setempat Fatona, 46, mengatakan, kenaikan harga itu terjadi sejak seminggu terakhir. “Kenaikannya bisa Rp 15-20 ribu per kilogramnya. Ini khusus cabai rawit,” katanya.
Ia mengaku, harga cabai rawit bisa naik turun sesuai permintaan pasar. “Bisa jadi nanti turun, bisa juga naik. Ini naiknya per jam,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga ini karena stok yang minim. Dari petani, tidak banyak yang panen atau menanam. Dan itu, berbanding terbalik dengan permintaan pasar yang terus meningkat.
“Petani gak panen. Jadi stoknya menjadi berkurang. Sedangkan permintaan terus saja ada,” katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Iis, 40, salah seorang pedagang lain. Ia mengaku, kenaikan harga itu karena cuaca buruk. Jadi kualitas cabai milik petani tidak bagus seperti biasanya. “Bisa jadi ya karena hujan terus ini,” katanya.
Di sisi lain, Ridho Wijaya, Plt kepala pasar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pasuruan mengatakan, meski harga cabai rawit melonjak di sejumlah pasar tradisional di Kota Pasuruan, namun stok masih relatif aman. “Iya memang terjadi kenaikan sejak 3 hari terakhir. Tetapi untuk stok tetap aman,” katanya. (sid/mie)