PASURUAN, Radar Bromo – Produksi padi di Kota Pasuruan semakin tahun semakin berkurang. Menyusutnya lahan pertanian sangat mempengaruhi daya produksi padi yang dihasilkan petani.
Tahun ini, Pemkot Pasuruan menargetkan produksi padi sebanyak 15.815 ton. Target tersebut juga disesuaikan dengan luasan lahan pertanian yang masih produktif. Berkurangnya lahan pertanian belakangan lantaran banyak lahan pertanian yang beralih fungsi. Sebagian besar kini berubah menjadi permukiman atau rumah warga.
“Berdasarkan data tahun lalu, luas lahan pertanian kini tersisa 1.032 hektare,“ ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Pasuruan Yudhi Harnendro.
Luasan lahan tersebut terdiri dari 442 hektare di Bugul Kidul, 307 hektare di Gadingrejo, 220 hektare di Purworejo. Sedangkan di Panggungrejo lahan pertanian tercatat paling sedikit. Yakni 63 hektare. Mengingat kawasan utara lebih banyak lahan perikanan seperti tambak.
“Target produksi disesuaikan dengan luasan lahan pertanian yang produktif selama tiga kali masa panen dalam setahun,” kata Yudhi.
Untuk mencapai target produksi yang ditetapkan, pihaknya juga memastikan distribusi pupuk berjalan. Tahun ini, jumlah pupuk yang dibutuhkan petani sebanyak 629 ton urea dan 336 ton NPK. Dua jenis pupuk itu digunakan untuk menunjang pertumbuhan bulir padi sekaligus menguatkan akar tanaman.
“Distribusinya melalui pengecer ke kelompok tani. Alokasinya diperuntukkan kurang lebih 1.500 petani,“ pungkasnya. (tom/fun)