BANGIL, Radar Bromo – Hujan memang beberapa kali mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan sepekan terakhir. Meski begitu, hal itu tak membuat krisis air bersih di sejumlah wilayah sudah teratasi begitu saja.
Pasalnya, hingga kemarin, puluhan desa di Kabupaten Pasuruan masih dilanda kekurangan air bersih. Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Tectona Jati menguraikan, krisis air bersih masih melanda sejumlah desa di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Kondisi itu membuat proses pengiriman air bersih, masih dilakukan hingga saat ini. Meski diakuinya, hujan sudah mulai melanda. Namun, hujan yang berlangsung saat ini, masih lokal dan belum menyeluruh di wilayah Kabupaten Pasuruan.
“Hujan memang sudah mulai mengguyur. Tapi intensitasnya masih sangat rendah. Dan hanya bersifat lokal,” ungkap Tecto –sapaannya- saat ditemui kemarin.
Hal ini yang membuat proses pengiriman air bersih masih dilakukan. Bahkan, bisa dua kali dalam sehari. Karena, krisis air tersebut masih melanda.
Setidaknya, ada 23 desa di tujuh kecamatan yang mengalami krisis air bersih tersebut. Desa-desa itu mencakup, Bulusari dan Wonosunyo, Kecamatan Gempol; Desa Jeladri, Kedungrejo dan Sumberrejo di Kecamatan Winongan; Desa Lumbang, Watulumbung, Cukurguling, Karangjati dan Karangasem, di Kecamatan Lumbang.
Selanjutnya Desa Mangguan, Ngantungan, Sibon, Klakah, Pasrepan dan Petung di Kecamatan Pasrepan; Desa Pasinan, Balunganyar, Semedusari dan Wates di Kecamatan Lekok; Desa Kedungpengaron dan Oro-oro Pule di Kecamatan Kejayan serta Desa Karanglo, Kecamatan Grati.
“Dari assessment terhadap sumber-sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan, sejauh ini belum ada perubahan. Artinya, tidak ada kenaikan volume air di sumber-sumber yang ada di Kabupaten Pasuruan tersebut,” sambungnya. (one/mie)