GEMPOL, Radar Bromo – Kendaraan dari luar Pasuruan benar-benar dibatasi. Inilah yang terjadi selama PPKM Darurat. Bahkan titik penyekatan kendaraan yang berbatasan antara Kabupaten Pasuruan-Kabupaten Sidoarjo, kini ditambah menjadi dua titik.
Saat awal PPKM Darurat, wilayah perbatasan Kabupaten Pasuruan di Kecamatan Gempol hanya ada penyekatan kendaraan di beberapa titik saja. Di antaranya di utara pos arteri arah ke Gempol atau Surabaya; simpang tiga Gempol dari arah Porong atau Sidoarjo ke Banyuwangi; dan bundaran circle, Legok, arah Gempol menuju Beji dan Bangil. Penyekatan di tiga titik tersebut berlaku selama 24 jam.
“Awalnya memang ada tiga titik penyekatan di Gempol, berbatasan dengan wilayah Sidoarjo. Sekarang ditambah dua titik lagi, jadi total ada lima titik,” kata Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Andhika Mizaldi Lubis.
Untuk dua titik penyekatan yang baru, kasatlantas menuturkan, ditutup total pada malam hari. Pada pukul 19.00 – 23.30. Selebihnya, bersifat tentatif. Sedangkan di tiga titik penyekatan yang lama, ia tegaskan, penutupan berlaku selama 1×24 jam.
“Di bawah underpass tol atau arteri arah ke Kejapanan, Apollo dan Pandaan dan exit gerbang tol Kejapanan, buka-tutup untuk penyekatannya. Tergantung situasional yang ada di lapangan,” bebernya.
Dan selama penyekatan berlangsung, di titik-titik yang ada di wilayah Gempol. Selain motor, ambulan dan mobil petugas atau patroli yang bisa melintas. Selebihnya diarahkan lewat tol. Nantinya turun di Legok, Pandaan, Sidowayah, PIER, Pasuruan dan Malang.
“Untuk mobil dan roda empat lainnya masih bisa lewat jalan alternatif. Tapi untuk kendaraan barang atau tonase berat, memang diarahkan lewat tol semua dan turun sesuai tujuan yang diinginkan menjadi jujukannya,” ucap Mizaldi sapaan akrabnya.
Selama penyekatan berlangsung, pihaknya menuturkan, pada titik-titik yang ada di jaga oleh personel gabungan. Dari TNI, Polri, Dishub dan Satpol PP Kabupaten Pasuruan.
“Kami libatkan personel gabungan, sekaligus piketnya bergilir. Ini ditempuh untuk kurangi mobilitas kendaraan, saat diberlakukannya PPKM Darurat,” tuturnya.
Sementara itu, baik titik penyekatan yang lama maupun baru di wilayah Gempol. Banyak di keluhkan para sopir. Utamanya kendaraan barang dan tonase berat. Kebanyakan sopir mengaku tambah bingung. Bahkan perjalanan mereka menjadi molor.
“Saya dari Surabaya mau kirim barang ke Apollo, tambah memutar dan malah bingung. Mestinya ada toleransi. Kalau terus-terusan seperti ini, kasihan kami para sopir,” tukas Andik, salah seorang sopir kontainer asal Surabaya. (zal/fun)