23 C
Probolinggo
Monday, May 29, 2023

DP3AKB Kota Pasuruan Tingkatkan Peran Kader KB Turunkan Stunting

PEMERINTAH Kota Pasuruan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) bersama PPKBK dan sub PPKBK akan mengawal suksesnya penurunan angka stunting secara nasional dengan target sebesar 14% pada tahun 2024.

Untuk mencapai gol tersebut, dilakukan peningkatan peran kader PPKBK dan Sub-PPKBK kelurahan. Kegiatan itu ber­langsung di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jalan Panglima Su­dirman, Kota Pasuruan, Senin (11/10). Materi pe­ningkatan disam­paikan langsung oleh Ke­tua TP PKK Kota Pasuruan Dra Fatma Saifullah Yusuf.

Kegiatan berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat. Materi dibagi menjadi dua sesi. Yaitu, sesi pertama untuk PPKBK dan sub PPKBK Kecamatan Bugul Kidul dan Panggungrejo. Sesi kedua untuk Kecamatan Gadingrejo dan Purworejo. Total ada 34 kader PPKBK dan 295 kader sub PPKBK sampai tingkat RW.

AJAK PEDULI: Ketua TP PKK Kota Pasuruan Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf menyatakan permasalahan stunting menjadi perhatian besar dari pemerintah. (Foto: Istimewa)

Kepala DP3AKB Njoman Swasti me­ngatakan, pembangunan Indonesia di­mulai dengan membangun keluarga yang ber­kualitas. Karena itu, kader PPKBK dan Sub PPKBK men­jadi bagian penting strategi pelak­sanaan di lapangan. Mereka diharapkan mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Juga:  Inilah Rincian APBD Kota Pasuruan Tahun Anggaran 2023

”Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan peran aktif PPKBK dan sub PPKBK dalam menyukseskan program KB. Selain itu, pembinaan tentang pendewasaan usia perkawinan, kesehatan reproduksi, pembinaan pengaturan kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi, sampai pencegahan stunting,” terangnya.

BERI SEMANGAT: Kepala Dinas Pemberdayaan Pe­rempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Be­rencana (DP3AKB) Njoman Swasti, S.STP, MM me­ngajak PPKBK berperan aktif menyukseskan pro­gram KB dan penurunan stunting. (Foto: Istimewa)

Pada saat ini angka stunting di kota Pasuruan mencapai 18,74 persen. Peran kader PPKBK dan sub PPKBK harus ditingkatkan. Sebab, mereka menjadi ujung tombak dalam penurunan angka stunting tersebut.

Ketua TP PKK Kota Pasuruan Dra Fatma Saifullah Yusuf menjelaskan, persoalan stunting mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah. Mengapa? Karena stunting merupakan salah satu pe­nyebab ren­dah­nya kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa yang akan datang.

DUKUNGAN: Kepala DP3AKB Njoman Swasti, S.STP, MM mengajak pembantu pembina KB kelurahan (PPKBK) dan Sub PPKBK berperan aktif menjadi ujung tombak upaya penurunan angka stunting di Kota Pasuruan. (Foto: Istimewa)

”Pada 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 27,67 persen. Angka itu masih dinilai tinggi karena WHO menargetkan angka stunting tidak lebih dari 20 persen,” ujarnya. Kemudian, pemerintah Indonesia menargetkan pada 2024 angka stunting turun menjadi 14 persen.

Baca Juga:  Dinkes: Kondisi lima ODP di Kota Pasuruan Membaik

Fatma menambahkan, stunting menjadi persoalan penting yang harus dihadapi. Persoalan itu tidak hanya berpengaruh ter­hadap kondisi dan tumbuh kembang anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan motorik akibat kurang gizi. Imbasnya, anak-anak mengalami kesulitan berprestasi di sekolah. Juga, tidak bisa mendapatkan penghasilan yang memadai saat di dunia kerja. Di kemudian hari, kondisi tersebut be­rimbas pada tingginya angka kemiskinan.

TAMBAH WAWASAN: Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf memberikan materi tentang strategi penurunan angka stunting di Kota Pasuruan. (Foto: Istimewa)

Sehingga pemerintah kota Pasuruan melakukan strategi penanganan stunting, terutama di sepuluh kelurahan. Penanganan stunting berbasis keluarga. Yaitu, menggencarkan sosialisasi tentang perlunya pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Yang tidak kalah penting adalah menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja putri sebagai calon ibu. (eka/*)

APRESIASI: Penyerahan Piagam Penghargaan Juara 2 dari BKKBN Pusat kepada Bu Tutut (Dua dari kanan) selaku Bidan Swasta atas Pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) terbanyak. Ki Ka: Kepala DP3AKB Njoman Swasti, S.STP, MM – Dra. Hj Fatma Saifullah Yusuf Ketua TP PKK Kota Pasuruan – Bidan Tutut – Ani Adi Wibowo, S.Sos,I Wakil Ketua I TP PKK Kota Pasuruan. (Foto: Istimewa)

PEMERINTAH Kota Pasuruan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) bersama PPKBK dan sub PPKBK akan mengawal suksesnya penurunan angka stunting secara nasional dengan target sebesar 14% pada tahun 2024.

Untuk mencapai gol tersebut, dilakukan peningkatan peran kader PPKBK dan Sub-PPKBK kelurahan. Kegiatan itu ber­langsung di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jalan Panglima Su­dirman, Kota Pasuruan, Senin (11/10). Materi pe­ningkatan disam­paikan langsung oleh Ke­tua TP PKK Kota Pasuruan Dra Fatma Saifullah Yusuf.

Kegiatan berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat. Materi dibagi menjadi dua sesi. Yaitu, sesi pertama untuk PPKBK dan sub PPKBK Kecamatan Bugul Kidul dan Panggungrejo. Sesi kedua untuk Kecamatan Gadingrejo dan Purworejo. Total ada 34 kader PPKBK dan 295 kader sub PPKBK sampai tingkat RW.

AJAK PEDULI: Ketua TP PKK Kota Pasuruan Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf menyatakan permasalahan stunting menjadi perhatian besar dari pemerintah. (Foto: Istimewa)

Kepala DP3AKB Njoman Swasti me­ngatakan, pembangunan Indonesia di­mulai dengan membangun keluarga yang ber­kualitas. Karena itu, kader PPKBK dan Sub PPKBK men­jadi bagian penting strategi pelak­sanaan di lapangan. Mereka diharapkan mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Juga:  Pentingnya Tumbuh Kembang Anak

”Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan peran aktif PPKBK dan sub PPKBK dalam menyukseskan program KB. Selain itu, pembinaan tentang pendewasaan usia perkawinan, kesehatan reproduksi, pembinaan pengaturan kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi, sampai pencegahan stunting,” terangnya.

BERI SEMANGAT: Kepala Dinas Pemberdayaan Pe­rempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Be­rencana (DP3AKB) Njoman Swasti, S.STP, MM me­ngajak PPKBK berperan aktif menyukseskan pro­gram KB dan penurunan stunting. (Foto: Istimewa)

Pada saat ini angka stunting di kota Pasuruan mencapai 18,74 persen. Peran kader PPKBK dan sub PPKBK harus ditingkatkan. Sebab, mereka menjadi ujung tombak dalam penurunan angka stunting tersebut.

Ketua TP PKK Kota Pasuruan Dra Fatma Saifullah Yusuf menjelaskan, persoalan stunting mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah. Mengapa? Karena stunting merupakan salah satu pe­nyebab ren­dah­nya kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa yang akan datang.

DUKUNGAN: Kepala DP3AKB Njoman Swasti, S.STP, MM mengajak pembantu pembina KB kelurahan (PPKBK) dan Sub PPKBK berperan aktif menjadi ujung tombak upaya penurunan angka stunting di Kota Pasuruan. (Foto: Istimewa)

”Pada 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 27,67 persen. Angka itu masih dinilai tinggi karena WHO menargetkan angka stunting tidak lebih dari 20 persen,” ujarnya. Kemudian, pemerintah Indonesia menargetkan pada 2024 angka stunting turun menjadi 14 persen.

Baca Juga:  Tahun Depan Terminal Wisata Pasrepan Bakal Dikenai Tarif

Fatma menambahkan, stunting menjadi persoalan penting yang harus dihadapi. Persoalan itu tidak hanya berpengaruh ter­hadap kondisi dan tumbuh kembang anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan motorik akibat kurang gizi. Imbasnya, anak-anak mengalami kesulitan berprestasi di sekolah. Juga, tidak bisa mendapatkan penghasilan yang memadai saat di dunia kerja. Di kemudian hari, kondisi tersebut be­rimbas pada tingginya angka kemiskinan.

TAMBAH WAWASAN: Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf memberikan materi tentang strategi penurunan angka stunting di Kota Pasuruan. (Foto: Istimewa)

Sehingga pemerintah kota Pasuruan melakukan strategi penanganan stunting, terutama di sepuluh kelurahan. Penanganan stunting berbasis keluarga. Yaitu, menggencarkan sosialisasi tentang perlunya pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Yang tidak kalah penting adalah menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja putri sebagai calon ibu. (eka/*)

APRESIASI: Penyerahan Piagam Penghargaan Juara 2 dari BKKBN Pusat kepada Bu Tutut (Dua dari kanan) selaku Bidan Swasta atas Pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) terbanyak. Ki Ka: Kepala DP3AKB Njoman Swasti, S.STP, MM – Dra. Hj Fatma Saifullah Yusuf Ketua TP PKK Kota Pasuruan – Bidan Tutut – Ani Adi Wibowo, S.Sos,I Wakil Ketua I TP PKK Kota Pasuruan. (Foto: Istimewa)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru